Kurang dari 10 Tahun, Es Kutub Utara Akan Hilang

FTNews - Penelitian terbaru dalam jurnal Nature Reviews Earth & Environment mengungkapkan es yang menyelimuti kutub utara akan hilang dalam beberapa tahun ke depan. Dampaknya, beruang kutub juga akan punah.

Ilmuwan di University of Colorado Builder menulis penelitian ini. Laporan itu menyebut kemungkinan es kutub utara akan mencair 10 tahun lebih cepat dari prediksi.

Arktik–sebutan kutub utara–akan mengalami sebulan penuh tanpa es di September, ketika jumlah es di wilayah ini dalam jumlah minimum. Musim tanpa es akan berlangsung selama beberapa bulan dalam setahun. Artinya, di Arktik sama sekali tidak ada es.

Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening

Tim ilmiah menyebut hilangnya es di lautan Arktik ketika kuantitasnya kurang dari 1 juta kilometer persegi. Dalam beberapa tahun terakhir, Laut Arktik punya sekitar 3,3 juta kilometer persegi es di bulan September.

Prediksi awal hilangnya es di kutub utara disebut pertama kali pada akhir Agustus atau awal September antara tahun 2020-an sampai 2030-an. Faktor yang diduga menyebabkan mencairnya es adalah emisi gas rumah kaca.

"Tapi meskipun kondisi tanpa es ini tidak bisa dihindari, kita tetap harus menjadikan emisi serendah mungkin untuk menghindari kondisi itu berkepanjangan," cetus Alexandra Jahn, salah satu periset.

Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan

Penurunan kuantitas jumlah akan berdampak pada hewan Kutub Utara yang bergantung pada es, seperti anjing laut dan beruang kutub. Kondisi laut yang menghangat akan membuat hewan lain masuk dan berdampak pada ekosistem laut.

Kabar baiknya, es kutub utara bisa kembali menebal bila atmosfer mendingin. Jahn menyebut es laut arktik akan kembali dalam satu dekade bila manusia dapat menurunkan kadar CO2 dari atmosfer.

beruang kutub, kutub utara Induk beruang kutub bersama anaknya. Foto: Polar Bear International

Beruang Kutub Akan Punah

Ilmuwan memprediksi beruang kutub akan punah imbas mencairnya es di Laut Arktik. Hewan karnivora ini bertahan hidup dengan berburu anjing laut. Beruang kutub telah menjadi "contoh bukti perubahan iklim", kata Dr Peter Molnar dari Universitas Toronto di Ontario, Kanada.

Dalam jurnal Nature Climate Change, mencantumkan perkiraan waktu kapan beruang kutub akan punah. Jurnal itu menjelaskan faktor penyebab kepunahan beruang kutub.

Jurnal itu menyebut bahwa anak beruang kutub yang lahir tidak mendapat susu dari induknya. Induk beruang tidak dapat memproduksi susu karena tidak memiliki cukup lemak untuk bertahan pada musim tanpa es.