Internasional

Mengenal Global Sumud Flotilla, Dicegat Israel Saat Kirim Bantuan ke Gaza

02 Oktober 2025 | 14:34 WIB
Mengenal Global Sumud Flotilla, Dicegat Israel Saat Kirim Bantuan ke Gaza
Global Sumud Flotilla. (Instagram)

Global Sumud Flotilla (GSF) dilaporkan telah diserang dan dicegat oleh militer Israel pada Rabu (1/10/2025) malam. Semua orang di dalam kapal, termasuk aktivis lingkungan Greta Thunberg, dilaporkan telah ditangkap.

rb-1

Rombongan armada tersebut hendak memasuki perairan Gaza dengan membawa puluhan kapal berisi aktivis, politisi, hingga tokoh dunia. Menurut keterangan sejumlah media internasional, kapal perang Israel telah mencegat sekitar 45 kapal yang merupakan bagian dari armada GSF.

Mereka menegaskan bahwa armada itu mencoba “melanggar blokade laut yang sah” di sekitar Gaza. Rekaman pencegatan bahkan memperlihatkan Greta Thunberg duduk di geladak kapal sambil menerima air dan jaket dari seorang anggota militer Israel.

Baca Juga: Vokalis The Strokes Kena Sensor Gegara Nyanyi Soal Intifada dan Palestina di TV

rb-3

Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan para penumpang pun dipindahkan ke pelabuhan Israel dengan alasan keselamatan dan untuk mencegah kapal memasuki zona konflik aktif. Namun, hingga kini masih terjadi perdebatan apakah kapal-kapal tersebut sudah benar-benar memasuki zona blokade Israel.

Sebaliknya, Global Sumud Flotilla menegaskan bahwa tindakan pencegatan Israel merupakan “ilegal” dan “bukan tindakan pertahanan”. Dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Al Jazeera, GSF menyebut salah satu kapal mereka “dihantam dengan sengaja di laut” dan kapal lainnya diserang menggunakan water cannon.

Baca Juga: Bakal Tayang di Bioskop, Berikut Sinopsis Gaza 'Hayya 3' dan Pemerannya!

“Mereka menyerang misi sipil damai karena keberhasilan bantuan kemanusiaan berarti kegagalan pengepungan mereka,” jelas tim GSF di media sosial resminya, dikutip Kamis (2/10/2025).

Apa Itu Global Sumud Flotilla?

Global Sumud Flotilla atau GSF merupakan inisiatif sipil internasional yang digalang untuk mengecam perang antara Israel dan Palestina. Misi utama mereka adalah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang sejak lama berada dalam kondisi krisis akibat blokade Israel.

Armada GSF mulai terbentuk pada Juli 2025, di tengah berkecamuknya perang di Gaza. Para aktivis juga menegaskan tujuan mereka untuk mematahkan pengepungan Gaza serta membuka koridor kemanusiaan melalui laut.

Gerakan ini merupakan kolaborasi empat koalisi besar, yakni Global Movement to Gaza (GMTG), Freedom Flotilla Coalition (FFC), Maghreb Sumud Flotilla, dan Sumud Nusantara yang mewakili solidaritas negara-negara Global South.

Inisiatif tersebut kemudian berkembang menjadi misi maritim sipil terbesar dalam sejarah untuk Gaza. Lebih dari 50 kapal dari 44 negara bergabung dalam aksi ini, dengan total peserta mencapai 500 orang dari enam benua.

Delegasi yang ikut serta berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari aktivis, akademisi, seniman, rohaniawan, dokter, hingga pelaut profesional. Mereka menegaskan bahwa gerakan ini murni digerakkan masyarakat sipil tanpa keterlibatan langsung dari partai politik maupun pemerintah.

Armada ini berangkat dari sejumlah pelabuhan di Eropa dan Afrika Utara sejak akhir Agustus hingga awal September 2025. Melansir The New York Times, salah satu konvoi besar berlayar dari Spanyol dan kemudian bergabung dengan kapal-kapal lain di Laut Mediterania. Sepanjang perjalanan, armada ini beberapa kali dilaporkan mengalami serangan drone dan kebakaran di kapal, yang diduga kuat akibat serangan udara.

Kehadiran Global Sumud Flotilla menuai dukungan internasional dari berbagai kalangan, termasuk menteri luar negeri, tokoh politik, hingga aktivis global. Namun, di sisi lain, Israel bersikeras menyebut gerakan ini sebagai ancaman keamanan dan berjanji akan menghentikannya dengan segala cara.

Tag Israel Palestina Gaza Global Sumud Flotilla

Terkait

Terkini