Minyak Jelantah dari MBG Dijual ke Singapura, Harganya Berkali Lipat
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini tidak hanya menyediakan makanan sehat bagi pelajar, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dari pengelolaan minyak bekas. Minyak goreng sisa pengolahan makanan atau jelatah kini dimanfaatkan sebagai komoditas bernilai tinggi.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah jika dilakukan dengan sistematis mampu memberikan manfaat ganda bagi negara. Selain mengurangi pencemaran, program ini juga menciptakan rantai nilai baru bagi pelaku usaha.
Bernilai Jual Tinggi
Baca Juga: 'Bunda, Kita Enggak Mampu Ya?' Pertanyaan Anak Ini Bikin Orang Tua Al Izzah Menolak Program MBG
Kegiatan Mbg di Sekolah Dasar. (Bgn)Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Handayana menjelaskan bahwa setiap Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) dapat menggunakan hingga 800 liter minyak goreng setiap bulan. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen berubah menjadi minyak jelantah yang masih bisa dimanfaatkan.
Minyak jelantah itu kemudian ditampung oleh para pengusaha yang bermitra dengan pemerintah. Mereka mengelola dan menyalurkan minyak bekas tersebut sebagai bahan baku industri energi terbarukan.
Baca Juga: Biodata dan Agama Dadan Hindayana, Kepala BGN yang Bilang Jumlah Siswa Keracunan Masih Kecil
Dadan mengungkapkan bahwa minyak jelantah MBG memiliki nilai jual tinggi karena kualitasnya terjaga melalui proses penampungan yang terstruktur. Harganya bahkan dapat mencapai dua kali lipat dari harga jual domestik.