Mitigasi Risiko Gempa, BRIN Kenalkan ARI Alat Perekam Percepatan Tanah Saat Gempa Bumi

BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menampilkan sejumlah hasil riset terbaru dalam pameran penanggulangan bencana bertajuk Disaster Management Expo 2025, baru-baru ini. Antara lain ARI, alat perekam percepatan tanah saat terjadi gempa bumi, dan Alat Deteksi Longsor (ADeL).
Prototipe produk inovasi ARI (Akselerograf Rakyat Indonesia) ditunjukkan oleh Periset Ahli Muda Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) BRIN, Tio Azhar Prakoso Setiadi. Alat ini dapat membantu analisis seismik serta mitigasi risiko gempa.
“ARI merupakan alat untuk merekam percepatan tanah saat terjadi gempa bumi dan membantu analisis seismik serta mitigasi risiko gempa,” jelas Tio saat pameran penanggulangan bencana bertajuk Disaster Management Expo 2025, di Kompleks Gedung Olahraga dan Seni Mojopahit, Kota Mojokerto, Jawa Timur, baru-baru ini.
Baca Juga: ASN BRIN Gelar Demo di Depan Kantor, Tuntut Pimpinan Dicopot!
Periset Ahli Muda Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) BRIN, Tio Azhar Prakoso Setiadi, menunjukkan prototipe produk inovasi ARI (Akselerograf Rakyat Indonesia)/Foto: dok BRIN
Periset Ahli Madya PRLSDA BRIN, Agustya Adi Martha, menyebut ARI sebagai produk hasil riset yang pendanaannya bersumber dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
“Ke depan, ARI akan kita kembangkan sebagai instrumen utama untuk quick early warning system gempa bumi di seluruh Indonesia,” katanya.
Baca Juga: IKN Berpotensi Banjir pada Pertengahan Maret 2024
Quick Early Warning System Gempa Bumi
Pada dasarnya, lanjut dia, sulit menentukan secara pasti kapan terjadi gempa bumi di manapun tempatnya. “ARI dapat digunakan untuk mitigasi gempa bumi pada suatu tempat agar mudah dikenal dan manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat. Sedangkan periset dapat memanfaatkan data yang dihasilkan oleh alat ini sebagai bahan riset dan analisis mitigasi gempa bumi,” jelas Agustya, dilansir Humas BRIN.
Pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur dalam mengaplikasikan penggunaan alat ini di wilayah Cianjur. ARI dipasang sebanyak sepuluh unit pada sepuluh titik Lokasi.
“Alat tersebut dapat kita monitor dari jauh. Sehingga, ketika terjadi gempa bumi dapat memberikan informasi data secara real time berapa besaran kekuatan gempa bumi yang terjadi pada lokasi yang terpasang alat tersebut,” tambahnya.
Selain untuk deteksi dini gempa bumi, salah satu tujuan dari pengembangan ARI adalah monitoring ketahanan infrastruktur vital seperti bendungan, jembatan, dan fasilitas energi. Dengan begitu, potensi risiko kerusakan dapat segera terdeteksi dan ditindaklanjuti lebih cepat.
“Hal ini penting untuk mendukung ketahanan nasional dalam menghadapi bencana. Sekaligus, meminimalkan dampak sosial maupun ekonomi di masyarakat,” tegas Agustya.
Alat Deteksi Longsor (ADeL)/Foto: dok BRIN
Selain itu BRIN juga menampilkan Alat Deteksi Longsor (ADeL), merupakan perangkat peringatan dini longsor dengan sensor gerakan tanah. Alat ini digunakan di daerah rawan longsor sebagai peringatan dini bagi masyarakat sebelum terjadinya tanah longsor.
Terakhir, ada Water Quality Monitoring, merupakan sistem pemantauan kualitas air, antara lain pH, kekeruhan, oksigen terlarut, dan konduktivitas, untuk menjaga kesehatan lingkungan dan sumber daya air.
Hasil Riset harus Dapat Diterapkan dan Dimanfaatkan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir saat mengunjungi booth BRIN, menyampaikan, hasil riset anak-anak bangsa harus disampaikan kepada masyarakat melalui kegiatan pameran seperti ini, agar masyarakat mengetahui dan dapat memanfaatkannya.
“Untuk hasil riset BRIN dalam pameran ini, harusnya dapat diterapkan dan dimanfaatkan untuk penanggulangan bencana yang terjadi di tempat kami maupun seluruh Indonesia,” ucap Derek.
Pameran ini merupakan rangkaian puncak peringatan hari Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Nasional 2025. Pameran ini mengangkat tema “From Local Wisdom to Smart Solution”, diikuti BPBD dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia, relawan kebencanaan, beberapa kementerian/lembaga/badan, dan beberapa universitas, serta dunia usaha.***