Nikita Mirzani dan Mail Ditahan Kasus Pemerasan Reza Gladys? Terancam 20 Tahun Penjara

Nikita Mirzani dan asistennya, Mail, dikabarkan telah ditahan Polda Metro Jaya pada hari ini, Selasa (4/3/2025).

Kabar itu dibagikan oleh akun Instagram @dhemit_is_back01 dengan membuat konten gambar hitam bertuliskan "Fix di borgol dua orang".

"Terimakasih supportnya semuanya. Kejahatan tidak akan pernah menang. Terimakasih Atensinya bapak Kapolri @listyosigitprabowo. Dari kami Cat Warrior dan Team Gabut (Yusuf Kang Parkir)," tulis akun tersebut.

Baca Juga: Drama Nikita Mirzani, Menangis dan Tebata-bata Baca Eksepsi

Nikita Mirzani dan Mail sebelumnya telah dijadikan tersangka dugaan kasus pemerasan terhadap dokter Reza Gladys sebesar Rp 5 miliar.

Bukti rekaman dan obrolan di WhastApp pun sudah tersebar luas di media sosial maupun situs berita. Sehingga, sepertinya sulit bagi Nikita Mirzani dan Mail lolos dari laporan Reza Gladys.

Dalam sebuah percakapan, seorang pria yang diduga Mail meminta uang Rp 5 miliar agar produk skincare milik Reza Gladys tidak diulas negatif oleh Nikita Mirzani.

Baca Juga: Ekesepsi Ditolak, Nikita Mirzani Sindir Jaksa Perempuan Pakai Masker, Siapa?

Nikita Mirzani jadi tersangka kasus pemerasan terhadap dokter Reza Gladys. (Instagram @nikitamirzanimawardi_172)

Foto transaksi uang Rp 2 miliar yang masuk ke rekening Nikita Mirzani jadi hal yang memberatkan ibu tiga anak itu.

Sebelumnya, Nikita Mirzani mangkir dari pemeriksaan polisi pada Senin (3/3/2025).

Nikita Mirzani Terancam TPPU

Dokter Reza Gladys memberikan tanggapan mengenai Nikita Mirzani, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan pemerasan dan atau penerapan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada Kamis (20/2/2025).

Reza Gladys percaya dengan proses hukum yang tengah berjalan di Polda Metro Jaya, meskipun Nikita Mirzani sampai saat ini masih belum ditahan.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Nikita Mirzani dikabarkan dipanggil pada tanggal 24 Februari kemarin, namun tak kunjung hadir di Polda Metro Jaya.

"Pokoknya semuanya keadilan kebenaran tegak lurus bismillah gitu aja," ujar Reza Gladys saat ditemui di kawasan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2025).

Reza juga dalam kesempatan itu mengatakan kalau dirinya bakal mendatangi Polda Metro Jaya dalam waktu dekat ini untuk menanyakan laporannya tersebut.

Nikita Mirzani terancam 20 tahun penjara atas dugaan kasus pemerasan terhadap dokter Reza Gladys. (Instagram @nikitamirzanimawardi_172)

Namun ditanya soal penahanan, Reza Gladys enggan menjawab karena merupakan wewenang dari penyidik.

"Aku belum tau cuma nanti coba kalian datangi ke Polda aja yang lebih tahu, kan itu kewenangan penyidik maksudnya untuk hari ini aku belum tahu," jelas Reza Gladys.

Suami Reza Gladys, Attaubah Mufid justru mempertanyakan sikap Nikita Mirzani tak kunjung datang ke Polda Metro Jaya.

Ia kemudian mempersilahkan ibunda Lolly itu datang ke Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi tentang laporan yang dugaan pemerasan tersebut.

"Semua sama dimata hukum jadi kalau misalkan siapapun yang salah silahkan aja, pokoknya kita percayakan proses hukum kepada Polda Metro Jaya," jelas Mufid.

"Kita tunggu ajah sampe masalahnya selesai semua ya tunggu aja, nanti dijelaskan ke kuasa hukum," pungkasnya.

Diketahui, kasus pemerasan menyeret Nikita Mirzani bermula ketika Reza Gladys silaturahmi dengan menghubungi Nikita lewat asisten, komunikasi itu justru berujung pada dugaan pemerasan.

Nikita mengaku dimintai uang sejumlah Rp 5 miliar agar Nikita Mirzani tak membahas atau menjelek-jelekkan produk skincare miliknya di media sosial.

Reza Gladys secara bertahap mentransfer Rp 2 miliar sebanyak dua kali. Akhirnya Reza Gladys melaporkan kejadian tersebut ke polisi pada 3 Desember 2024.

Atas perbuatannya itu, Nikita Mirzani kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pemerasan Reza Gladys.

Tak hanya pemerasan, Reza Gladys juga melaporkan Nikita Mirzani dan kawan-kawan atas kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Nikita Mirzani dijerat dengan Pasal 27B ayat (2) UU No. 1 Tahun 2024 tentang ITE, Pasal 368 KUHP tentang pemerasan, serta Pasal 3, 4 dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.