Pemerintah Tetapkan Idul Fitri, Senin 2 Mei 2022

Forumterkininews.id, Jakarta -Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan bahwa 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Hal tersebut berdasarkan penglihatan Rukyatul Hilal di 99 titik seluruh Indonesia.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa dari 99 titik rukyat di 34 Propinsi seluruh Indonesia.

“Dan di 99 titik ini ada yang melaporkan melihat hilal, sebagaimana dilaporkan Dirjen Bimas Islam dalam sidang isbat,” kata Yaqut Cholil dalam paparannya di kantor Kemenag RI, Jakarta, Minggu (1/5).

Dengan demikian, berdasarkan keputusan Sidang Isbat dalam kesimpulan secara mufakat, menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin besok.

“Berdasarkan laporan hilal yang sudah terlihat. Secara mufakat sidang Isbat menetapkan bahwa 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin, tanggal 2 Mei 2022 Masehi,” ucap Menag Yaqut Cholil.

Atas hasil sidang isbat, maka pelaksanaan hari raya idul Fitri bisa dilaksanakan secara bersamaan dengan Ormas Islam Muhammadiyah dan tidak mengalami perbedaan seperti penentuan 1 Ramadhan.

“Inilah hasil sidang Isbath yang baru saja kami laksanakan dan kita sepakati bersama,” tuturnya.

“Dan tentu kita berharap, mudah-mudahan dengan hasil sidang Isbath ini, seluruh umat Islam Indonesia dapat merasakan Idul Fitri secara bersama-sama,” imbuh Menag.

Sebelumnya diketahui, Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama menyampaikan bahwa secara hisab, hilal awal Syawal 1443 Hijriyah di Indonesia dimungkinkan berhasil dirukyat pada hari ini, Minggu (1/5/2022).

Berdasarkan perhitungan, posisi bulan pada hari ini yang bertepatan dengan 29 Ramadan 1443 Hijriyah sudah berada dalam Kriteria Baru MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Hal tersebut disampaikan Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag Cecep Nurwendaya saat memaparkan posisi hilal secara astronomis (hisab) dalam Seminar Posisi Hilal Penentu Awal Syawal 1443 H, di Jakarta.

BACA JUGA:   DPR Ngebut Bahas Anggaran Ketimbang RUU

“Berdasar hisab Kriteria Baru MABIMS (3-6,4), baik menggunakan elongasi toposentrik maupun geosentrik di Indonesia sudah memenuhi syarat kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat,” ungkap Cecep.

Dalam seminar yang digelar jelang Sidang Isbat (penetapan) Awal Syawal 1443 Hijriah, pakar astronomi ini menjelaskan, 3-6,4 adalah rumusan kriteria baru MABIMS dalam masalah penentuan awal bulan kamariah. Kriteria ini diputuskan pada 8 Desember 2021 dan telah diterapkan pada awal Ramadan 1443 H/2022 M.

Kriteria tersebut menetapkan bahwa awal bulan kamariah dinyatakan masuk dan tiba bila memenuhi parameter ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat, disingkat 3-6,4.

Cecep menambahkan, posisi hilal ini dilihat dari sudut terjauh bulan (elongasi) diukur dari pusat inti bumi (geosentrik) dan diukur dari permukaan bumi (toposentrik). Dalam paparannya, Cecep mengungkapkan, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan pada 1 Mei 2022, ketinggian hilal di Indonesia berada pada rentang 3,79 derajat sampai 5,56 derajat. “Ini menunjukkan semua daerah telah memenuhi tinggi Kriteria Baru MABIMS,” ungkap Cecep.

Sementara, rentang elongasi geosentrik berkisar antara 5,2 derajat sampai dengan 7,2 derajat. “Artinya, sebagian daerah telah memenuhi Kriteria Baru MABIMS. Karena menggunakan konsep wilayatul hukmi, maka bisa dikatakan, di Indonesia sudah memenuhi kriteria,” papar Cecep.

Hal ini juga diperkuat dengan rentang elongasi toposentris yang berada pada kisaran 4,9 derajat sampai dengan 6,4 derajat.

“Pulau Breuh di Provinsi Aceh sudah memenuhi kriteria,” terang Cecep. []

Artikel Terkait