Peneliti BRIN Kaji Interaksi Antara Robot Kesehatan dan Lansia yang Dirawatnya
Teknologi

Peneliti post-doctoral Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Feni Betriana, memaparkan implementasi teknologi robotik dalam perawatan geriatri di Jepang.
Feni menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengeksplorasi interaksi antara robot kesehatan dan para lansia.
“Komunikasi dilakukan dengan menggunakan robot yang berfungsi sebagai teman bagi pasien, memungkinkan mereka untuk bercengkerama dan merasa lebih terhubung,” kata Feni, dalam webinar bertema “Geriatric Healthcare Updates”, dikutip dari brin.go.id
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Feni menyampaikan pengalaman risetnya terkait peningkatan populasi lansia usia 65 tahun di Jepang, yang menyebabkan kekurangan tenaga produktif untuk merawat mereka. Untuk mengatasi masalah ini, diciptakanlah robot yang dapat membantu para perawat, fisioterapis, dan tenaga kesehatan lainnya dalam merawat lansia, baik di rumah sakit maupun di rumah.
Salah satu robot yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Pepper,” yang menyerupai manusia dan telah hadir sejak 2014. Robot ini dirancang untuk berinteraksi dengan manusia melalui dua mode, yakni bicara langsung dan menggunakan tablet dengan layar sentuh, yang memungkinkan pengguna memilih aplikasi yang ingin digunakan.
Menariknya, robot ini tidak hanya ada di rumah sakit, tetapi juga di pusat perbelanjaan, sekolah, dan kantor. Selama pandemi Covid-19, robot ini bahkan ditunjuk sebagai duta dari Sekretariat Kabinet Jepang.
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
“Dalam penelitian ini, kami menciptakan situasi di mana robot berinteraksi dengan orang-orang dalam dua skenario, yaitu percakapan dan olahraga. Robot ini dapat mengeluarkan suara dan melakukan gerakan yang dapat diikuti oleh para lansia saat berolahraga,” jelas Feni.
Namun, penting untuk dicatat bahwa interaksi robot ini belum sepenuhnya independen. Masih diperlukan staf dengan kompetensi teknologi untuk mendukung penggunaannya.
“Meskipun penggunaan robot memberi banyak manfaat, terdapat kekhawatiran terkait sifat robot yang mendekati sifat manusia. Oleh karena itu, penting untuk mencegah hal-hal yang tidak nyaman dalam pembuatan robot di masa depan,” tuturnya.
Drone untuk Merawat Lansia
Selain robot, teknologi lain yang digunakan dalam merawat lansia di Jepang adalah drone yang dioperasikan dengan pelacakan mata. Teknologi ini memungkinkan pasien yang tidak dapat keluar dari rumah sakit untuk merasakan situasi dunia nyata secara real-time.
Menurutnya, penggunaan robot melibatkan multidisipliner, tidak hanya tenaga kesehatan atau peneliti. Tenaga kesehatan perlu mendapat pendidikan atau pelatihan terkait teknologi yang digunakan.
“Pertanyaan yang muncul adalah apakah kurikulum pendidikan tenaga kesehatan kita sudah mencakup materi tentang robotik dan teknologi terkait. Jika saat ini belum ada, kita perlu memikirkan hal ini secara bersama-sama agar ketika saatnya tiba, kita siap untuk menggunakan robot dalam praktik kesehatan,” ucapnya.
Feni menjelaskan, penggunaan robot kesehatan untuk merawat pasien lansia telah mulai diterapkan di Jepang. Meskipun belum semua rumah sakit atau institusi menerapkannya, beberapa telah memanfaatkan teknologi ini.
“Robotika dalam bidang kesehatan, terutama penggunaan humanoid robot dan drone, berperan sebagai perawat yang dapat membantu memberikan perawatan kepada pasien lansia,” tuturnya.
Namun, lanjut Feni, beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam interaksi antara manusia dan robot.
“Perbedaan gen dan karakteristik lainnya dapat memberikan kesan berbeda terkait penggunaan robot dalam perawatan kesehatan, serta memiliki implikasi signifikan terhadap kesehatan itu sendiri,” ujarnya.
Pertanyaan selanjutnya muncul, ujar Feni, adalah apakah manusia akan menggunakan robot kesehatan di masa depan. “Jawaban atas pertanyaan ini memerlukan waktu untuk dipertimbangkan dan perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini mungkin menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama ke depannya,” tambah dia.***