Pengertian dan Bacaan Qunut Nazilah, Doa dalam Islam Dibaca saat Tertimpa Musibah
Umat Islam mengenal beberapa jenis doa qunut, termasuk qunut yang biasa dibaca dalam salat Subuh menurut mazhab Imam Syafii. Selain itu, terdapat pula qunut khusus yang dibaca saat salat Tarawih memasuki pertengahan Ramadan sebagai bentuk permohonan perlindungan dan keberkahan.
Di tengah kondisi bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, juga bisa membaca qunut nazilah sebagai ikhtiar spiritual memohon pertolongan Allah. Qunut nazilah ini dipanjatkan untuk memohon keselamatan, kekuatan, serta kemudahan bagi para korban dan tim penyelamat yang sedang berjuang di lokasi terdampak.
Apa Itu Qunut Nazilah?
Baca Juga: 10 Hal yang Dapat Membatalkan Salat, Salah Satunya Banyak Bergerak
Ilustrasi muslimah berdoa. (Ftnews-Copilot)Dikutip situs Kementerian Agama, dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW membaca doa qunut (nazilah) selama sebulan berturut-turut dalam salat zuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh selepas mengucapkan: ‘Sami’allahu liman hamidah’ di rakaat terakhir, beliau mendoakan kehancuran bani Sulaim, (yaitu) suku Ri’il, Dzakwan, dan ‘Ushayyah, dan orang-orang di belakangnya mengucapkan “Aamin”. (Hadis Shahih diriwayatkan Imam Ahmad).
Sebab turun hadis ini berkaitan dengan permintaan suku Ri’il, Dzakwah, Ushayyah, dan Lahyan kepada Rasulullah SAW agar mengirimkan para penghafal Alquran untuk mengajarkan Islam—riwayat lain: melawan musuh—, dan beliau mengabulkan permintaan tersebut dengan mengirimkan 70 penghafal Alquran.
Namun ketika mereka berada di sebuah kawasan bernama Bi’ir Ma’unah, mereka dibunuh dan dikhianati oleh suku-suku Arab tersebut. Kejadian ini sampai kepada Rasulullah SAW, maka beliau melakukan qunut nazilah selepas salat mendoakan kecelakaan terhadap suku-suku Arab tersebut.
Baca Juga: Benarkah Dilarang Potong Rambut atau Kuku saat Junub? Berikut Penjelasan Hukumnya
Meskipun hadis ini dilatarbelakangi oleh peristiwa khusus, namun secara keumuman lafazh dapat dijadikan dalil anjuran membaca qunut nazilah saat terjadi musibah maupun wabah penyakit yang menelan banyak korban.
Kalimat “Rasulullah SAW membaca doa qunut (nazilah) selama sebulan berturut-turut” menunjukkan qunut nazilah tidak disyari’atkan selamanya, namun disyari’atkan ketika terjadi musibah besar seperti wabah penyakit, bencana alam, dan lainnya.
Secara bahasa, qunut berarti taat, diam, atau berdoa. Sedangkan “nazilah” berarti musibah besar yang menimpa manusia. Dengan demikian, qunut nazilah adalah doa yang diucapkan saat i’tidal dalam salat ketika terjadi musibah besar.
Kalimat “beliau mendoakan kehancuran Bani Sulaim, (yaitu) suku Ri’il, Dzakwan, dan ‘Ushayyah”, bahwa beliau mendoakan kehancuran suku-suku Arab tersebut lantaran membunuh 70 para penghafal Alquran.
Analogi sebagai Wabah
Kayu memenuhi aliran sungai saat banjir bandang di Tapanuli. [Instagram]Alasan qunut nazilah ini dapat dianalogikan dengan wabah penyakit yang mematikan seperti wabah Covid-19 beberapa waktu lalu yang telah merenggut banyak nyawa di Indonesia khususnya.
Dalam fiqih, qunut nazilah dilakukan pada rakaat terakhir salat lima waktu ketika i’tidal dengan bersuara, baik dilakukan sendiri maupun berjamaah, di rumah maupun di masjid, serta di wilayah merebak wabah penyakit maupun di wilayah yang belum terdampak wabah penyakit.
Adapun lafazh doa qunut nazilah yaitu setelah doa qunut salat subuh ditambahkan dengan doa qunut nazilah Umar bin Khattab dan Ibnu Umar RA:
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ ,اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
Artinya, “Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu. Kami beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari nikmat-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan orang yang mendurhakai-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada- Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengharapkan rahmat-Mu dan takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.”