Perusahaan Rokok Ini Dituduh Memanipulasi Data Agar Cuan!

FTNews – Salah satu perusahaan rokok terbesar di dunia, Philip Morris International (PMI), menerima tuduhan bahwa mereka “memanipulasi data” agar meraup untung. Melalui pendanaan penelitian dan kerja advokasi dengan para ilmuwan.

Perusahaan ini terkenal dengan produk rokoknya seperti Marlboro. Yang menjadi kontroversi kali ini adalah produknya yang bernama IQOS. Di mana, lembaga Stopping Tobacco Organisations and Products (STOP), pengawas industri tembakau dunia, mendapatkan bocoran rancangan pemasaran untuk IQOS milik anak perusahaan PMI, Philip Morris Jepan (PMJ).

IQOS ini berbeda dengan rokok konvensional. Di mana, rokok IQOS tidak dibakar seperti rokok konvensional, melainkan dipanggang. PMI pun memasarkan produknya ini dapat menciptakan fitur “rokok tanpa asap”.

Isi dari Data yang Bocor

Terdapat dua permasalahan yang berhasil menarik perhatian dari STOP, yaitu target audiens dan pengurangan dampak buruk dari IQOS itu sendiri. Tentu hal ini menjadi permasalahan.

Pertama, PMI mengatakan bahwa pemasaran IQOS menargetkan orang dewasa saja. Namun, dalam dokumen yang bocor ini, mereka mengatakan sebaliknya. Mereka berusaha untuk menarik orang-orang untuk menggunakan produknya, tidak hanya orang dewasa, juga anak-anak muda.

Ilustrasi memanipulasi data. Foto: Canva

Lalu, PMJ mengupayakan untuk mendapatkan dukungan dari politisi hingga penyedia bahan medis pada Olimpiade Tokyo 2020 silam. Tidak hanya itu, mereka juga membiayai penelitian terkait pemberhentian merokok secara diam-diam. Bukan dengan tujuan baik, namun agar perusahaan rokok ini  dapat memanipulasi data tersebut sehingga terlihat lebih menguntungkan bagi mereka.

Kedua, perusahaan ini berusaha untuk mendapatkan dukungan dari politisi untuk “mengurangi” dampak dari IQOS itu sendiri dan melonggarkan aturan untuk mereka. “Hal ini bertentangan dengan Pasal 5.3 Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO, yang bertujuan untuk melindungi kebijakan dari campur tangan industri tembakau,” tulis STOP.

BACA JUGA:   Pasukan Ukraina Mulai Menguasai Kota Bakhmut

Selain itu, mereka juga berencana untuk mendapatkan endorsement dari pihak medis profesional. Juga menargetkan entitas pihak ketiga yang tidak terkait dengan sektor. Mulai dari sektor perhotelan hingga sektor kesehatan.

STOP menuduh bahwa PMJ ingin mendapatkan dukungan dari segala penjuru. Sehingga, dukungan yang mereka dapatkan untuk produknya terlihat organik.

Artikel Terkait