Pesawat Raksasa An-22 Jatuh di Rusia, 7 Awak Tewas dalam Uji Terakhir
Rusia sedang berduka setelah sebuah pesawat angkut militer raksasa Antonov An-22 Antey jatuh di wilayah Ivanovo, timur laut Moskow. Insiden yang terjadi saat penerbangan uji itu menewaskan seluruh tujuh awak di dalamnya.
Jatuhnya pesawat era Soviet ini disebut sebagai salah satu tragedi terbesar dalam sejarah penerbangan militer Rusia tahun ini.
Baca Juga: Gunung Berapi di Rusia Meletus Setelah 500 tahun Tertidur akibat Gempa Besar, Apa Ancamannya?
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut pesawat tersebut baru saja menjalani perbaikan teknis dan melakukan penerbangan untuk menguji kelayakan terbangnya.
Pesawat itu jatuh di Distrik Furmanovsky, dengan puing-puing ditemukan di sekitar Waduk Uvodskoye, wilayah yang tidak berpenghuni. Sebuah komisi khusus dari Angkatan Udara Rusia (VKS) telah diterbangkan untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.
Pesawat Raksasa yang Jadi Ikon Era Soviet
Baca Juga: Bos Teknologi Rusia Ungkap Bagaimana Tertinggal Negaranya Soal AI dari AS-China
Antonov An-22 hancur di udara [Instagram]
Antonov An-22, yang dikenal dengan nama pelaporan NATO “Cock”, merupakan pesawat turboprop terbesar di dunia. Salah satu ciri khasnya adalah empat pasang propeller raksasa yang berputar berlawanan arah, memberikan daya angkut hingga 60 ton.
Pesawat ini menjadi pendahulu teknis bagi An-124 Ruslan.
Meskipun militer Rusia telah mengumumkan rencana pensiun armada An-22 pada 2024, beberapa unit tetap dipertahankan untuk operasi khusus—menandakan tekanan logistik berat bagi Angkatan Udara Rusia di tengah meningkatnya aktivitas militer.
7 Awak Tewas, Era An-22 Mungkin Berakhir
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan:
“Pesawat angkut militer An-22 jatuh selama uji terbang setelah menjalani perawatan. Komisi investigasi telah diberangkatkan untuk memastikan penyebab kecelakaan.”
Tragedi ini diprediksi menjadi pemicu percepatan penghentian permanen seluruh An-22 yang tersisa.
Banyak analis menyebut usia pesawat yang telah mencapai 50 tahun membuatnya semakin rentan, terutama untuk misi berat yang membutuhkan performa tinggi.
Dengan runtuhnya pesawat ini, fokus operasional Angkatan Udara Rusia akan sepenuhnya bergeser ke armada An-124 Ruslan dan Il-76 versi modern, yang kini menjadi tulang punggung logistik udara berat.
Akhir Simbolis Pesawat Era Perang Dingin
Runtuhnya An-22 tidak hanya menandai hilangnya awak berpengalaman, tetapi juga menjadi penutup era penting dalam sejarah rekayasa penerbangan Soviet.
Tim investigasi kini mencari perekam data penerbangan untuk memastikan apakah tragedi ini disebabkan oleh kegagalan teknis atau kesalahan perawatan.
Pesawat yang dahulu menjadi kebanggaan penerbangan militer Soviet ini kini berakhir dalam insiden memilukan—meninggalkan pertanyaan besar terkait masa depan armada angkut berat Rusia.