Ini Dia Fakta Kremasi Jenazah yang Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu

Sabtu, 07 Des 2024

Proses kremasi jenazah di India. (Foto; Ist)

Kremasi jenazah adalah sebuah proses pembakaran jasad sebagai alternatif dari pemakaman tradisional di makam. Proses kremasi jenazah dilakukan dengan cara membakar jasad pada suhu tinggi hingga menjadi abu.


Kemudian, abunya ditempatkan dalam wadah yang kemudian ditanam atau disimpan sesuai dengan keinginan keluarga. Diketahui, praktik ini telah dilakukan sejak ribuan tahun lalu dan masih terus berlangsung sampai saat ini di beberapa bagian di dunia.


Misalnya di India, kremasi jenazah adalah bagian dari tradisi agama Hindu. Sedangkan di Jepang dan Tiongkok, kremasi jenazah dilakukan dengan cara  membakar jasad di dalam tungku yang berbentuk seperti cerobong asap.


Seiring dengan perkembangan teknologi, proses kremasi jenazah semakin modern dan lebih ramah lingkungan. Banyak fasilitas krematorium yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan oleh proses pembakaran.

Proses kremasi jenazah modern menggunakan mesin khusus. (Foto: Ist)


Walaupun terdengar kontroversial, kremasi jenazah sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Kremasi telah digunakan oleh manusia sejak zaman prasejarah.


Bukti arkeologis menunjukkan bahwa penggunaan api untuk membakar jasad telah dilakukan sejak 30 ribu tahun yang lalu. Kremasi juga telah menjadi bagian dari praktik keagamaan dalam banyak budaya dan agama.


Sementara itu, keKristenan Abad Pertengahan sangat menentang praktik kremasi jenazah, karena dianggap sebagai tindakan kejam yang dapat menghalangi kebangkitan jasad pada hari kiamat.


Namun, setelah Reformasi Protestan pada abad ke-16 pandangan Kristen terhadap kremasi mulai berubah dan banyak negara Eropa mulai mengizinkan praktik kremasi.


Kremasi jenazah juga telah menjadi bagian dari praktik budaya selama berabad-abad di Jepang. Namun, praktik ini tidak selalu diterima di masyarakat Jepang.


Pada abad ke-19, kremasi jenazah dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati tradisi dan budaya Jepang.

Oleh karena itu, pemerintah Jepang mengeluarkan larangan kremasi. Namun, setelah Perang Dunia II, kremasi mulai diterima kembali di Jepang dan saat ini menjadi pilihan umum untuk penguburan jenazah.


Perlu diketahui, kremasi jenazah bukanlah praktik baru. Sejarah mencatat, praktik kremasi jenazah telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Praktik ini dapat ditelusuri kembali ke zaman Yunani kuno, Romawi kuno dan bangsa viking. Bahkan di India, praktik kremasi telah ada selama lebih dari tiga ribu tahun.


Awalnya, kremasi jenazah dimulai sebagai suatu solusi untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Pada masa lalu, pemakaman tanah menjadi faktor utama penyebaran penyakit dan infeksi.


Kremasi menjadi pilihan untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan.

Gereja Katolik juga pada awalnya sangat menentang praktik kremasi dan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap martabat jenazah. Namun, setelah perubahan pandangan pada abad ke-20, praktik kremasi mulai diterima oleh gereja.

Upacara kremasi jenazah salah satu artis senior di India. (Foto: Ist)


Saat ini, gereja telah memberikan panduan dan aturan yang mengatur pelaksanaan kremasi dalam konteks keagamaan.


Perkembangan teknologi telah membantu mengembangkan praktik kremasi menjadi lebih modern dan efisien. Saat ini, ada mesin kremasi yang dapat membakar jasad secara lebih cepat dan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.


Selain itu, beberapa negara telah mengembangkan metode kremasi yang menggunakan energu surya atau listrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.


Walau awalnya dianggap melanggar norma agama, kremasi jenazah kini menjadi pilihan yang semakin populer.

Topik Terkait: