Profil Desmond Mahesa Ayah Annisa Mahesa, Anggota DPR RI yang Tersandung Dugaan Twit Mesum
Politik
.jpg)
Anggota DPRI RI termuda, Annisa Maharani kini sontak mencuri perhatian publik, lantaran diduga telah membuat twit bernada mesum.
Dugaan twit tak senonoh itu dimuat di akun X @buttiercup yang diduga akun alter milik Annisa Maharani.
Kabar ini mencuat setelah warganet membocorkan akun alter X dan akun game Mobile legend yang diduga milik Annisa Maharani.
Baca Juga: Soal Uang Baru, DPR: Inovasi Keren, Kurangi Angka Pemalsuan
Yang menjadi persoalan, akun tersebut diketahui berisikan cuitan tak senonoh, apalagi cuitan itu dibuat di bulan Ramadan.
Awalnya, akun bernama @asleepbaby dan @ichujinji disebarkan oleh teman dekat Annisa.
Penyebaran ini lantaran rasa kekecewaan warganet terhadap DPR RI yang telah mengesahkan Revisi UU TNI.
Baca Juga: Komisi VIII DPR: Harus ada Solusi Terkait Jemaah Haji yang Tertunda Keberangkatannya
Meskipun akun ini telah dinonaktifkan, tangkapan layar dari cuitan akun tersebut beredar luas. Namun hingga kini belum ada klarifikasi maupun pernyataan resmi dari anggota termuda DPR RI itu.
Annisa Maharani merupakan politi muda kelahitan Jakarta, 17 Juli 2001. Kini menjabat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra.
Keterlibatannya di politik mengikuti jejak sang ayah, Desmond Junaidi Mahesa yang telah lebih dulu melangkah ke gedung parlemen.
Dugaan cuit tidak senonoh yang menyeret nama Annisa Mahesa membuat publik melihat kembali sosok Desmond Mahesa.
Seperti apakah sosok Desmind Mahesa? Berikut ulasannya.
Desmond Junaidi Mahesa adalah seorang aktivis, pengacara, dan politikus Indonesia yang dikenal karena perannya dalam memperjuangkan demokrasi dan keadilan.
Lahir pada 12 Desember 1965 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Desmond tumbuh dalam lingkungan sederhana.
Ayahnya adalah seorang petani dan buruh kasar, sementara ibunya berdagang telur di pasar.
Desmond menempuh pendidikan hukum di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, dan lulus pada tahun 1994.
Selama masa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa dan kegiatan sosial.
Setelah lulus, ia melanjutkan kariernya sebagai pengacara dan terlibat dalam berbagai kasus besar, termasuk isu lingkungan dan agraria.
Sebagai aktivis, Desmond menjadi salah satu korban penculikan pada masa Reformasi 1998.
Pengalaman ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai pejuang demokrasi. Ia kemudian terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Gerindra.
Desmond menjabat sebagai anggota DPR RI sejak 2009 hingga wafatnya pada 24 Juni 2023.
Selama di DPR, ia dikenal sebagai Wakil Ketua Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.
Desmond meninggalkan warisan sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan keadilan dan demokrasi di Indonesia.