Ramai-ramai Bangkrut, 50 Produsen Mobil Listrik China Terancam Gulung Tikar
Industri mobil listrik (EV) China yang super panas ternyata menyimpan bom waktu.
Para analis memprediksi tahun 2026 akan menjadi titik kritis di mana puluhan produsen EV yang merugi terpaksa mengurangi operasi atau bahkan gulung tikar, menyusul melemahnya permintaan domestik.
Baca Juga: Tahun Depan, Denza Mobil Premium BYD Siap Masuk RI
Lebih 50 Perusahaan yang Merugi
BYD diprediksi masih bisa untung di tahun 2026. [Instagram]
Sekitar 50 lebih produsen EV di China saat ini dalam kondisi tidak menguntungkan. Mereka terjepit oleh tiga masalah besar:
Baca Juga: Jelang G20, Ratusan Mobil Listrik Toyota Tiba di Bali
- Kelebihan Kapasitas: Kapasitas produksi China sekitar 50 juta unit, tapi penjualan diperkirakan cuma 33 juta unit pada 2025.
- Perang Diskon Brutal: Persaingan sengit memicu diskon besar-besaran, membuat margin keuntungan kian tipis. Rata-rata laba per mobil cuma sekitar Rp 11,5 juta (5.000 yuan).
- Berakhirnya Dukungan Pemerintah: Subsidi dan insentif pajak akan dikurangi, termasuk pajak pembelian yang akan naik bertahap mulai Januari 2026.
Hanya Segelintir yang Akan Bertahan
Para ahli pesimistis. Analis seperti Stephen Dyer dari AlixPartners memperkirakan hanya 15 merek EV (10% dari total) yang akan untung dalam 5 tahun ke depan.
Sementara itu, produsen yang penjualannya kurang dari 1.000 unit per bulan diprediksi akan segera tersingkir.
"Hanya pemain yang menguntungkan yang akan menang. Yang merugi akan cepat kehabisan dana," kata Yin Ran, seorang investor.
Siapa yang Akan Selamat dan Bagaimana Bertahan?
Perusahaan raksasa seperti BYD dan Seres (yang didukung Huawei) yang sudah membukukan keuntungan.
Produsen yang bertahan akan menggenjot ekspor ke luar negeri, di mana harga jual bisa lebih tinggi. Mengekspor disebut bisa meningkatkan laba per unit hingga 4 kali lipat.
Usaha patungan (joint venture) merek asing yang penjualannya rendah, seperti Ford, Mazda, dan Lincoln versi China, juga disebutkan berisiko likuidasi.
Konsolidasi dan Fokus Ekspor
Tahun 2026, pasar domestik China bahkan diprediksi mengalami kontraksi pertama sejak 2020.
Maka, gelombang konsolidasi besar-besaran di industri EV China tak terhindarkan. Masa keemasan pendanaan mudah telah berakhir, dan sekarang waktunya "survival of the fittest".
Masa depan industri ini akan ditentukan oleh kemampuan bertahan di tengah perang harga dan agresivitas berekspansi ke pasar global.
Sumber: Channel News Asia