Saham Meta Turun, Mark Zuckerberg Kehilangan Rp291,8 triliun!
Ekonomi Bisnis

FTNews - Saham Meta turun dengan curam hingga 15 persen pada hari Kamis (25/4). Hal ini terjadi setelah mereka mengumumkan perusahaannya akan berinvestasi secara “agresif†dalam pengembangan artificial intelligence (AI).
Harga saham dari perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg ini ditutup pada harga $441,38 atau Rp7,1 juta. Hal ini menyebabkan market cap Meta turun sekitar $170 miliar.
Tidak hanya market cap milik Meta, namun harta milik Zuckerberg juga terdampak akibat penurunan ini. Ia tercatat kehilangan sebesar $18 miliar atau Rp291,8 triliun dari penurunan harga saham ini.
Baca Juga: Mobil Tesla Malfungsi, Seorang CEO yang Juga Miliuner Meninggal
Pria berusia 39 tahun ini tercatat memiliki kekayaan sekitar $157,2 miliar. Meskipun Meta hanya menggaji dirinya seharga $1 atau sekitar Rp16.213 di tahun 2013, namun ia memegang 13 persen saham dari Meta. Saat ini, ia tertinggal $27 miliar dari Elon Musk, bos dari Tesla, media sosial X, dan Neuralink.
Para investor sepertinya tidak senang dengan keputusan Meta yang ingin melakukan pengembangan teknologi AI secara besar-besaran. Sehingga, saham meta turun merosot hingga 15 persen pada after-hours trading di New York.
Pengalihan Dana untuk Pengembangan AI
Baca Juga: Huawei Nova 10 Resmi Diluncurkan di China
Ilustrasi AI. Foto: canva
Pada hari Rabu (24/4), Meta mengabarkan akan melakukan investasi besar-besaran dalam proyek pengembangan AI-nya sekitar $5 miliar. Sehingga, perkiraan dana untuk pengembangan ini berkisar pada $30-37 miliar, menjadi $35-40 miliar.Â
“Kami memperkirakan belanja modal akan terus meningkat tahun depan. Karena kami berinvestasi secara agresif untuk mendukung penelitian AI dan upaya pengembangan produk kami yang ambisius,†kata perusahaan itu setelah melaporkan pendapatannya, kutip dari NY Post.
Selain itu, saat menghadiri panggilan konferensi dari para investor, Mark Zuckerberg mengatakan Meta akan fokus dalam pengembangan AI. Alasannya, ia ingin mengembangkan investasi ini secara maksimal terlebih dahulu, baru mencari peruntungan. “Sisi positifnya, setelah layanan AI baru kami mencapai skala besar, kami memiliki rekam jejak yang kuat dalam memonetisasi layanan tersebut secara efektif,†tambahnya.