Banten

SDIT Al Izzah Kota Serang Tolak MBG: Tiap Anak Punya Sopir Pribadi

03 Oktober 2025 | 02:08 WIB
SDIT Al Izzah Kota Serang Tolak MBG: Tiap Anak Punya Sopir Pribadi
SDIT Al Izzah Serang (Instagram @sditalizzahserang)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDIT Al Izzah, Kota Serang, Banten, justru menimbulkan polemik.

rb-1

Sejumlah orangtua siswa menolak program tersebut dengan alasan mayoritas murid berasal dari keluarga mampu dan tidak berhak menerima fasilitas makan gratis dari negara.

Baca Juga: Reza Rahadian Kalah Akting, Video Sandiwara Suami yang Ternyata Bunuh Istri Viral di Media Sosial

rb-3

Penolakan itu mencuat melalui pernyataan salah satu wali murid, Hayati Nufus, yang menilai program MBG di sekolahnya tidak tepat sasaran karena kondisi ekonomi para siswa dinilai sangat mapan.

“Maaf, anak-anak sebagian besar anak Al Izzah sopirnya satu-satu. Kalau kumpul wali murid, rata-rata (mobilnya) Pajero, Fortuner, Rp 700 juta itu (harganya). Sopirnya satu-satu, gajinya sebulan Rp 3 juta,” kata Hayati dalam sebuah video yang beredar, dikutip Jumat (3/10/2025).

Hayati juga mengaku anaknya sendiri sempat bingung ketika menerima makanan dari program MBG.

Baca Juga: 'Bunda, Kita Enggak Mampu Ya?' Pertanyaan Anak Ini Bikin Orang Tua Al Izzah Menolak Program MBG

“Anak saya sampai rumah, ‘Bunda, emang boleh ya kita makan MBG? Bukannya itu untuk anak yang enggak mampu? Emang Bunda merasa enggak mampu ya sampai aku makan MBG?’” ujar Hayati menirukan ucapan sang anak.

Kekhawatiran Soal Dapur MBG di Area Sekolah

SDIT Al Izzah Serang (Instagram @sditalizzahserang)SDIT Al Izzah Serang (Instagram @sditalizzahserang)

Selain alasan kesejahteraan ekonomi, keberadaan dapur MBG di lingkungan sekolah ikut dipersoalkan. Wali murid lain, Baim Aji, menyebut dapur tersebut menggantikan fungsi kantin dan dinilai mengganggu kenyamanan serta keamanan siswa.

“Itu fasilitas sekolah jadi terganggu. Kita mau anak sekolah dengan nyaman. Biasanya ada kantin, tempat makan yang tertata. Siswa (sekarang) harus keluar area sekolah,” ucap Baim.

Ia juga menyoroti mobilitas kendaraan dan orang dari dapur MBG yang dinilai berpotensi membahayakan siswa.

“Lalu lalang orang dan kendaraan dari dapur MBG di sekolah bisa membahayakan keselamatan siswa. Kalau memang masih ada penolakan dari wali murid, ya kemungkinan besar akan diputus,” lanjutnya.

Meski demikian, Baim menekankan bahwa keputusan sepenuhnya berada di tangan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penyelenggara program.

Mengawal Kebijakan, Bukan Menolak

SDIT Al Izzah Serang (Instagram @sditalizzahserang)SDIT Al Izzah Serang (Instagram @sditalizzahserang)

Menanggapi gejolak tersebut, Ketua Yayasan Al Izzah, Muhamad Arifin, menyatakan pihaknya belum mengambil keputusan final. Ia menegaskan bahwa posisi yayasan adalah mendukung kebijakan pemerintah.

“Tapi kita di yayasan itu memang tujuannya adalah mengawal kebijakan dari pemerintah pusat. Bahwa MBG itu berhak bagi anak-anak bangsa Indonesia itu,” kata Arifin.

Menurutnya, sekolah telah melakukan polling kepada wali murid. Hasilnya, 72 persen orangtua menyatakan setuju, sementara 25 persen menolak.

“Maka kita bersepakat tadinya dengan wali murid itu bahwa ini kita juga bertanggung jawab kan kepada orang-orang yang sudah mengisi (polling),” ujarnya.

Hingga kini, keputusan akhir tentang keberlanjutan program MBG di SDIT Al Izzah masih menunggu pembahasan internal yayasan serta koordinasi dengan BGN.

Tag mbg makan bergizi gratis serang sdit sdit al izzah

Terkait

Terkini