Sistem Rujukan BPJS Terbaru Tak Lagi Berjenjang, Apa Dampaknya?

Sistem rujukan BPJS Kesehatan terbaru sedang dalam proses perubahan signifikan yang akan berbasis kompetensi fasilitas kesehatan, bukan lagi berbasis jenjang administratif seperti sebelumnya.

Artinya, pasien akan langsung dirujuk ke rumah sakit yang memang memiliki kapasitas dan kemampuan untuk menangani kondisi medisnya sejak awal, tanpa harus melewati jenjang rujukan berlapis yang dinilai memperlambat penanganan dan menambah biaya.

"Eggak usah dia rujuknya tiga kali lipat, keburu wafat nanti dia kan. Lebih baik dia langsung saja dikasih ke tempat, di mana dia bisa dilayani sesuai dengan anamnesis awalnya," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya dikutip, Sabtu 15 November 2025.

Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya

Dalam sistem baru ini, alur tetap dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), namun dokter di tingkat pertama akan menentukan langsung level layanan yang sesuai kebutuhan medis pasien.

Ilustrasi layanan BPJS Kesehatan. [Istimewa]

Sebagai contoh, pasien stroke akan langsung dirujuk ke rumah sakit dengan layanan stroke tingkat C jika kondisi cukup ditangani di sana, atau ke rumah sakit tingkat B jika kondisi lebih berat.

Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

Hal ini bertujuan agar perawatan jadi lebih cepat, tepat, dan efisien serta mengurangi perpindahan pasien antar rumah sakit dan kelas kamar yang tidak perlu.

Perubahan sistem rujukan ini juga disertai penyederhanaan tarif layanan dan administrasi BPJS agar pembayaran lebih presisi dan mengurangi potensi masalah klaim. Beberapa kode tarif akan diringkas, dan untuk rawat jalan diubah dari satu jenis layanan menjadi 159 jenis agar sesuai kebutuhan pasien.

Sistem baru belum sepenuhnya aktif digunakan, namun sedang dipercepat proses implementasinya oleh Kementerian Kesehatan.

Intinya, rujukan akan lebih berbasis kebutuhan medis dan kompetensi layanan rumah sakit (Madya, Utama, Paripurna) sehingga pasien dapat langsung tertangani di fasilitas yang tepat, menghemat biaya dan meningkatkan kualitas layanan BPJS Kesehatan secara keseluruhan.

Dengan sistem ini, BPJS tidak perlu mengeluarkan biaya lebih dari sekali untuk rujukan yang bertingkat dan berbelit.

Apa Dampaknya?

Kartu BPJS Kesehatan. [Istimewa]

Perubahan sistem rujukan BPJS terbaru berdampak signifikan pada proses rujukan di puskesmas.

Dampak utama adalah percepatan penanganan pasien karena mekanisme rujukan tidak lagi berjenjang secara kaku, melainkan berbasis kompetensi fasilitas kesehatan.

Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama diberikan ruang lebih besar untuk menilai kebutuhan medis pasien dan langsung merujuk ke rumah sakit yang sesuai tanpa harus melalui banyak tahapan.

Ini membuat proses rujukan menjadi lebih simpel, menghilangkan birokrasi panjang, dan mengurangi beban administrasi di puskesmas.

Pasien juga tidak perlu bolak-balik antar fasilitas sehingga mengurangi kebingungan dan beban mental. Selain itu, sistem ini mempercepat waktu tunggu pasien mendapatkan layanan yang tepat, yang sangat penting untuk kasus-kasus medis darurat atau kritis.

Puskesmas perlu meningkatkan kapasitas dan koordinasi dengan rumah sakit rujukan agar adaptasi terhadap sistem baru berjalan lancar.

Regulasi terbaru juga mendorong peningkatan kompetensi tenaga medis di puskesmas agar penilaian kebutuhan rujukan lebih akurat. Penggunaan teknologi seperti sistem informasi terintegrasi juga diperkirakan membantu proses rujukan menjadi lebih efisien dan transparan.

Secara keseluruhan, perubahan ini menjadikan puskesmas sebagai gerbang layanan kesehatan yang lebih efektif dan responsif sesuai kebutuhan klinis pasien, sekaligus membantu mengurangi pemborosan biaya dan meningkatkan mutu layanan kesehatan BPJS Kesehatan secara menyeluruh.