Tengok Potensi Sidoarjo yang Bupatinya Diciduk KPK

Sosial Budaya

Selasa, 16 April 2024 | 00:00 WIB
Tengok Potensi Sidoarjo yang Bupatinya Diciduk KPK

FTNews - Sidoarjo salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini rupanya menyimpan banyak potensi. Bahkan ada hasil kerajinan yang sudah sangat masyarakat kenal yakni kerajinan kulit.

rb-1

Pesona Sidoarjo kabupaten yang memiliki luas 76 ribu hektare dengan 18 kecamatan dan 353 desa ini menjadi pusat perhatian publik. Kali ini bukan karena pesonanya tetapi karena Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor Ali atau Gus Muhdlor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ciduk atas dugaan korupsi, Selasa (16/4).

Gus Muhdlor merupakan bupati ke-21 di Sidoarjo. Ia menjabat sejak tahun 2021. Sementara itu Bupati pertama Sidoarjo yakni Tjokronegoro I menjabat tahun 1859-1863.

Baca Juga: Terdakwa Kasus Suap Pengadaan Pesawat di PT Garuda Indonesia Meninggal Dunia

rb-3

Namun kembali lagi ke potensi Sidoarjo, wilayah dengan topografi datar di ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut ini toh memiliki potensi yang perlu masyarakat selami.

Melansir berbagai sumber, di sektor pertanian, meski mengalami alih fungsi lahan. Seiring perkembangan perumahan dan industri, namun produktivitas terjaga karena mengandalkan perkembangan teknologi.

Salah satu kawasan perairan di Sidoarjo. Foto: sidoarjokab.go.id

Baca Juga: Kantornya Digeledah KPK, Begini Pernyataan Resmi Khofifah Indar Parawansa

Kota Kerupuk

Luas lahan perikanan mencapai 18,69 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sidoarjo. Salah satu produk unggulan Kota Delta ini adalah hasil olahan produk perikanannya.

Sehingga Kabupaten Sidoarjo yang memiliki 11 stasiun kereta ini dijuluki Kota Kerupuk dan Petis Udang. Banyak potensi hasil perikanan dan kelautan yang dapat dimanfaatkan berbagai industri olahan makanan, termasuk budidaya dan olahan rumput laut.

Tak heran, ragam makanan terkenal ada di sini. Seperti kupang lontong, lontong balap, kerupuk udang, petis udang, bandeng asap dan khotok asem.

Candi Pari Sidoarjo. Foto: sidoarjokab.go.id

Wisata dan Kerajinan Kulit

Sejumlah destinasi wisata juga punya daya pikat. Sederet destinasi itu antara lain Candi Pari, Pulau Sarinah, Air Jungle Waterpark. Lalu Museum Mpu Tantular dan Monumen Jayandaru.

Yang tak kalah terkenal, sentra kerajinan kulit di Tanggulangin. Menjadi surganya berbelanja produk berbahan kulit.

Tahun 1960-an di Kecamatan Tanggulangin, tepatnya di Desa Kludan dan Kedensari, ada beberapa orang yang berprofesi sebagai kuli tenaga lepas pembuatan koper di Surabaya.

Selanjutnya muncul tenaga-tenaga terampil yang mampu membuat koper sendiri di Desa Kedensari.

Saat itu koper yang dibuat berasal dari bahan karton tebal dan dilapisi kulit sapi yang diproses sederhana kulit nabati dan dipres menggunakan lem kanji.

Sentra kerajinan kulit Sidoarjo. Foto: Antara

Pertengahan tahun 1970-an beberapa tenaga terampil di Desa Kedensari kebanjiran order dari para juragan, rata–rata etnis Tionghoa dari Surabaya. Namun di saat tertentu warga di desa tersebut sepi order.

Kemudian muncul ide dari beberapa orang untuk mendirikan organisasi usaha baru yang harapannya penjualan tidak hanya ke Surabaya. Melainkan merambah ke Semarang, Yogjakarta, Bandung dan Jakarta.

Sempat bangkrut di tahun 1975. Lalu tahun 1976 sebagian pendiri organisasi sepakat mendirikan sebuah Koperasi Industri Tas dan Koper atau INTAKO.

Koperasi ini adalah cikal bakal sentra industri tas dan koper di Desa Kedensari Tanggulangin.

Produksi rata-rata 250 sampai 1.000 tas dan koper per hari. Lewat tahun 1980an, usaha berkembang. Bahkan pernah membuat tas pengadaan untuk jamaah haji Indonesia tahun 1986. Koperasi INTAKO makin terkenal dan berhasil menyabet penghargaan Upakarti oleh Presiden pada tahun 1986.

Tag KPK Korupsi Sosial Budaya Bupati Sidoarjo kerajinan kulit

Terkini