Terungkap! Ibu dan Anak yang Tewas di Cinere Terakhir Bertemu Keluarga 2011

orumterkininews.id, Jakarta -Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan ibu dan anak yang ditemukan tewas di rumahnya di Cinere, Depok diketahui terakhir bertemu dengan keluarga pada 2011 atau 12 tahun lalu.

Polisi sendiri masih mendalami tewasnya ibu berinisial GAH (65) dan anaknya DAW (38) yang ditemukan sudah membusuk di Perum Bukit Cinere Indah, Jalan Pesanggrahan No.39 Cinere, Kota Depok, Kamis (7/9) lalu.

Namun Hengki mengungkapkan bahwa korban sempat berkomunikasi dengan keluarga pada beberapa bulan lalu. Tetapi ia tidak menjelaskan secara detail terkait komunikasi yang dilakukan oleh korban dengan keluarganya.

“Dan terakhir (korban) berkomunikasi hanya beberapa bulan yang lalu,” ucap Hengki.

“Kemudian secara deduktif ke tetangga dan ke keluarga inti, ternyata keluarga ini cukup tertutup, kemudian dengan keluarga inti ini terakhir bertemu adik, dan sebagainya pada 2011,” kata Hengki, di Mapolda Metro Jaya, pada Senin (11/9).

Hengki menuturkan pada bulan juli 2023 lalu korban juga masih berkomunikasi dengan penjual air galon. Namun pada awal Agustus 2023, sudah tidak pernah melakukan komunikasi.

“Itu (korban) pada tanggal 25 Juli 2023 masih menerima air galon. Keluarga ini masih saklek, jadi kalau galon gak diantar jam 8 ke atas gak diterima. Tetapi satu minggu kemudian, pada 1 Agustus 2023 di hari selasa, diketok tidak dibukakan lagi pintunya,” papar Hengki.

Polisi masih mendalami penyebab kematian keduanya. Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Samian mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengusut kasus tersebut.

“Kurang lebih 10 (saksi), dari keluarga, dari lingkungan. Sudah kita ambil keterangan. Informasi terkait korban,” kata Samian, dalam keterangannya, Senin (11/9).

BACA JUGA:   Sudah Dibina, Komunitas Motor yang Masuk Tol Kelapa Gading Minta Maaf

Selain itu pihaknya juga telah mendapatkan cairan yang berada di tempat kejadian perkara (TKP). Nantinya mereka uji sampel dan analisis penyebab kematian korban.

“Untuk cairan yang didapatkan, tentunya hanya kita ambil sampel. Kita akan ujikan, apakah itu zat tertentu atau hanya air biasa,” ucap Samian.

 

 

Artikel Terkait