4 Fakta Pengecer Dilarang Jual Elpiji 3 Kg: Dari Kelangkaan sampai Lansia Meninggal Dunia

Kebijakan pemerintah, melalui Kementerian ESDM, yang melarang pengecer menjual gas Elpiji 3 Kg menimbulkan gejolak di masyarakat.

Sebelumnya pemerintah menyatakan, mulai 1 Februari 2025, pedagang di tingkat pengecer dilarang menjual gas Elpiji 3 Kg.

Pemerintah berdalih, kebijakan itu untuk menekan harga gas Elpiji 3 Kg di pasaran dan memastikan subsidi tepat sasaran.

Baca Juga: Dikeroyok Gerombolan Pemotor, Pedagang Ayam Bakar di Warakas Kritis

Larangan pengecer jual gas Elpiji 3 Kg timbulkan masalah di masyarakat (Instagram)

Namun dalam penerapannya, ada sejumlah masalah dan kendala yang terjadi di tingkat masyarakat.

Apa saja dampak dari kebijakan tersebut? Berikut rangkuman FTNews.

1. Antrean di sejumlah tempat

Baca Juga: Sejumlah Pedagang di Pasar Slipi Keluhkan Naiknya Harga Komoditas Pangan

Pasca diberlakukannya kebijakan pengecer dilarang menjual gas Elpiji 3 Kg, persediaan di tingkat pengecer berkurang.

Hal ini lantas membuat masyarakat kesulitan mendapatkan gas Elpiji 3 Kg hingga terjadi antrean di sejumlah lokasi.

Suasana antrean gas Elpiji 3 Kg terekam dalam sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial.

Suasana waga antre gas Elpiji 3 Kg (x.com)

Diantaranya di daerah Cipondoh Tangerang dan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

“"Gilaa sihhh, ko begini amat yaa @prabowo @Gerindra, tolong kita rakyat kecil jangang dipersulit ,, uda semua bahan baku mahal, gas elpiji langka dan naik pula harganya gara-gara langka, ngantri pun ujan-ujanan, nanti jika sakit uang lagi," tulis salah satu netizen.

2. Pedagang keluhkan omzet turun

Kebijakan Kementerian ESDM mengenai larangan pengecer menjual gas Elpiji 3 kilogram (kg) menuai polemik di masyarakat, sekaligus di kalangan pemilik warung kecil.

Salah satu pemilik warung, Gilang (22) mengatakan, sejak larangan menjual eceran gas Elpiji 3 Kg diberlakukan, omzet di warungnya menurun drastis.

"Gimana ya, karena gas melon merupakan omzet jadi kalau gas melon ini habis pengaruhnya lebih besar ketimbang barang yang lainnya," kata Gilang kepada FTNews.co.id, saat ditemui di kawasan Tanah Kusir Jakarta Selatan, Senin (3/1/2025).

3. Lansia di Tangsel meninggal usai antre gas

Beredar luas video di media sosial terkait kelangkaan itu dan banyak masyarakat yang harus antre panjang demi bisa mendapat gas LPG 3 kg.

Salah satunya seperti yang dirasakan Yonih, seorang lansia warga RT 001/007 Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).

Ia dilaporkan meninggal dunia diduga akibat kelelahan setelah antre membeli gas elpiji 3 kg bersubsidi.

Kabar ini dikonfirmasi Ketua RT setempat, Saeful. Ia menduga faktor utama Yonih meninggal diduga karena kelelahan usai antre beli gas elpiji 3 kg.

"Almarhum antre gas di salah satu toko penjual gas 3 kg yang tidak jauh dari lokasi rumahnya. Perkiraan 500 meter dari rumahnya, kecapekan sepertinya," ucap Saeful, Senin (3/2/2025).

4. Netizen serang akun IG Bahlil Lahadalia

Karena kelangkaan gas Elpiji 3 Kg, akun instagram Menteri ESDM Bahlil Lahadalia diserbu masyarakat.

Hampir disetiap post yang ada di akun Bahlil diserbu netizen yang mempertanyakan tentang solusi yang diberikan oleh menteri Prabowo ini.

“Pakkkk Gas LPG kek biasa dulu Napa pak. Saya tadi liat di wawancara kurang lebih gini "lagi dibikin dulu aturannya". Lah?? Gak dipikirkan matang-matang sebelum cut off dari pengecer pak? Innalilahi. Mo doain baik baik aja saya mah pak sama bapak. Udah gemes bgt ga kuat.” Ujar eh***

“minimal klo mau bkin kebijakan tuh yooo mikir dulu, simulasi dulu gmana warga desa yg jauh buat dapetin gas, ga smua org punya motor buat transportasi” ujar ro***

“selama ini gas ga ada masalah, soal harga diwarung2 kita ga keberatan masih terjangkau kok, misal dari agen 18 dijual 20 atau 21 itu masih nilai yg wajar, harusnya pak yg sudah berjalan lancar harusnya ga usah di otak atik pak, gas itu termasuk bahan pokok loh pak yg harusnya ada disemua warung2, ya seperti beras lah, justru kalo gas langka itu yg harus di usahakan supaya stok ada terus.” Tulis hid**