AI Bisa Jadi <i>Super Human,</i> Manusia Perlu Persiapkan Diri
Teknologi

Forumterkininews.id, Jakarta - Diaspora Indonesia di Jepang Prof Pitoyo Hartono mengingatkan, manusia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan artificial intelligence (AI) di masa depan.
Hal itu ia sampaikan dalam Diaspora Talk Homecoming bertema "AI: Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan". Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuat acara ini untuk memperlihatkan perkembangan AI dari masa ke masa.
Berkecimpung dengan AI selama 35 tahun membuat Prof Pitoyo fasih menangkap berbagai hal menarik di dunia AI.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
AI Masa Lalu
Pitoyo menceritakan, kata AI pertama kali tercetus oleh John MacCarthy dalam Dartmouth Workshop pada tahun 1956 selama enam minggu.
Sebelum workshop ini terlaksana, banyak sekali penelitian tentang thinking machine atau mesin yang bisa berpikir di Amerika Serikat.ÂÂ
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
Banyak peneliti mengembangkan kecerdasan buatan dan memberikan nama pada penelitian tersebut. Namun demikian, tidak ada nama baku dalam bidang tersebut.
Untuk itu, dalam Dartmouth Workshop John MacCarthy mengatakan, apa yang ingin mereka buat adalah AI. Ini pertama kali kata AI diucapkan.
"Tujuannya, mereka mengatakan bahwa ingin mekanisme proses berpikir manusia dan mereka sangat optimis saat itu," ungkap Pitoyo.
"Mereka mengatakan mesin secerdas manusia akan timbul dalam satu generasi. Maksudnya akan timbul dalam 1-20 tahun mendatang," tambahnya.
Setelah workshop tersebut, AI menjadi booming, menciptakan pendanaan yang besar, dan banyak peneliti yang terjun dalam bidang ini.
Kemudian, kata robot muncul pertama kali dari Karel Capek yang merupakan pengarang drama. Kata robot muncul dalam cerita Rossum Universal Robot.
Robot berasal dari kata "robota" yang berarti "butuh pengganti manusia". Robota berfungsi menggantikan manusia di pabrik.
Masa Kini
Masa kini, dalam proses pembuatan robot bisa dipelajari dari alam. Alam memberikan petunjuk dalam membuat suatu yang kompleks.
"Ini berhubungan dengan penelitian saya, pembuatan robot yang dipelajari dari alam untuk membuat sesuatu yang kompleks dan alam banyak sekali memberi petunjuk," katanya.
Pitoyo mencontohkan, semut merupakan hewan yang tidak cerdas dan memiliki mata yang rabun. Akan tetapi saat berkumpul sebagai koloni, mereka menunjukkan kecerdasan luar biasa. Misalnya, mereka bisa membuat sarang dengan banyak ruangan yang kompleks.
Selain itu, semut lebih memilih jalan yang telah dilalui oleh semut lain. Semut mengeluarkan zat feromon yang bisa tercium oleh semut lain sebagai petunjuk arah.
"Dengan prosedur yang sangat sederhana ini memberi petunjuk bagi saya untuk menciptakan fenomena komplek, tidak perlu sistem yang kompleks juga. Kita cuma butuh prosedur yang sederhana secara interaktif," katanya.
Ini memberikan petunjuk, sesuatu dapat dipelajari dengan sendirinya melalui data yang telah tersimpan.
Pitoyo mencontoh robot pemotong rumput golf yang dapat mengisi daya dan memotong rumput pada siang hari. Sedangkan pada malamnya mereka tertidur untuk menyimpan daya.
Data yang tersimpan pada robot ini membuatnya bergerak sendiri tanpa perlu program kompleks.
AI Masa Depan
Sementara itu, pada masa depan muncul masalah bahwa AI menggantikan kerja manusia. Pitoyo mengatakan AI menjadi super human. Ia mengutip pernyataan Yoshua Bengio.
"Karena kita tidak mengontrol super human yang muncul dari AI," tuturnya.
Mengatasi masalah tersebut, Pitoyo mengatakan, manusia harus mempersiapkan diri untuk mengatasi masalah itu.
"Kalo kita ga mempersiapkan diri, kita akan menjadi orang yang kalah. Jadi kesempatan datang bagi orang yang mempersiapkan dirinya. Kalo kita ga mempersiapkan diri sebagai bangsa, kita hanya akan menjadi pengguna AI," ungkapnya.
Dalam acara yang sama, Anggota Dewan Pengawas BRIN, Tri Mumpuni mengungkap, kehadiran Prof Pitoyo Hartono di dunia pengetahuan AI mengharumkan Indonesia.
"Prof Pitoyo adalah salah satu anak bangsa yang mengharumkan Indonesia yang berkarya di Jepang. Selama ini memberikan manfaat yang luar biasa untuk kemajuan dunia pengetahuan AI," ungkap Tri.
Tri berterima kasih atas kehadiran Prof Pitoyo untuk memberikan ilmu baru dalam hal ini AI pada generasi muda yang hadir dalam acara ini.