Argentina Nilai ICC Abaikan Hak Israel
Politik

Presiden Argentina, Javier Milei mengecam Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Menurut Javier Milei, keputusan ICC tersebut mengabaikan hak Israel untuk membela dirinya. Atas keputusan ICC tersebut, Argentina dengan tegas menyatakan tidak setuju.
“Surat perintah penangkapan ini mengabaikan hak Israel yang sah untuk membela diri dari serangan terus-menerus oleh organisasi teroris seperti Hamas dan Hizbullah,” tutur Javier Milei dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X, dikutip dari AFP, Jumat (22/11).
Baca Juga: Meski Ditahan ICC, Rodrigo Duterte Menang Telak dalam Pilkada Davao
“Israel menghadapi agresi brutal, penyanderaan yang tidak manusiawi dan serangan membabi buta terhadap penduduknya. Mengkriminalisasi pembelaan yang sah dari sebuah negara sementara mengabaikan kekejaman ini adalah tindakan yang mendistorsi semangat keadilan internasional,” tambah Javier Milei.
Respon Javier Milei ini dinilai untuk memperlihatkan betapa dirinya adalah sekutu dekat Israel. Di mana dalam kunjungannya pada Februari lalu, ia mengeluarkan pernyataan dengan menyamakan serangan Hamas dengan Holocaust dan mengumumkan rencananya memindahkan kedutaan besar Argentina ke Yerusalem.
Kabinet Israel ‘Murka’
Baca Juga: Usai Kebakaran Hutan Dahsyat, Israel Kini Diterjang Banjir dan Longsor
Sementara itu, beberapa menteri di kabinet Israel marah akan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh ICC.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir menyebutkan surat perintah penangkapan itu merupakan sikap anti semitisme ICC.
“Pengadilan ICC sekali lagi menunjukkan bahwa ini merupakan antisemitisme yang berulang. Jawaban atas perintah penangkapan itu adalah untuk menerapkan kedaulatan atas Judea dan Samaria dan seluruh permukiman di semua wilayah negara dan memutuskan hubungan dengan otoritas teroris (Palestina), bersamaan dengan sanksi,” tulis Itamar Ben Gvir melalui akun X pribadinya.
Hal senada diungkapkan juga oleh Menteri Perhubungan, Miri Regev yang menyatakan bahwa surat perintah penangkapan itu sebagai absurditas hukum.
“Israel tidak akan meminta maaf karena melindungi warga negaranya. Ini bukan kejahatan, ini adalah tugas nasional dan moral kita,” tuturnya.
Menteri Negev, Galilee dan Ketahanan Nasional, Yitzhak Wasserlauf juga memiliki pandangan yang serupa. Ia menggambarkan surat perintah itu sebagai tuduhan anti-semit terhadap semua warga negara Israel.
Menteri Permukiman dan Proyek Nasional, Orit Strock membandingkan ICC dengan kota jahat dalam Alkitab.
“Saya berharap negara-negara di dunia bebas akan menarik diri darinya dengan rasa jijik, sebelum mereka ternoda dengan noda yang mengerikan ini,” tegas Orit Strock.