AS Minta Media-media Sosial Hapus Unggahan Anti Semitisme

FTNews – Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta media-media sosial untuk menghapus unggahan-unggahan yang berbau anti semitisme di platformnya. Media berita Bloomberg mengungkapkan hal tersebut pada hari Selasa (28/5).

AS mengutus Deborah Lipstadt sebagai perwakilannya dalam memonitor dan melawan anti semitisme di media sosial. Ia pun juga akan bertemu dengan representatif dari Alphabet, Meta, Microsoft, TikTok, dan juga X untuk membicarakan hal tersebut.

Wanita berusia 77 tahun tersebut meminta perusahaan-perusahaan tersebut untuk membentuk tim pembuat kebijakan untuk mengatasi permasalahan ini. Juga, melakukan pelatihan bagi personil kunci untuk mengidentifikasi anti semitisme dan melaporkan secara publik tren konten anti-Yahudi.

Perusahaan-perusahaan tersebut masih belum mengiyakan permintaan sukarela dari Lipstadt. Namun, ia bersama Pemerintah AS berharap media-media sosial ikut membantu dalam memerangi unggahan anti semitisme di platformnya.

“Kami menyambut baik pertemuan ini dan senang bisa berkumpul untuk berbagi pengetahuan tentang langkah-langkah yang diambil TikTok dalam masalah penting ini. Dan juga untuk terus belajar dari para ahli di bidang tersebut,” ungkap juru bicara TikTok, mengutip dari Reuters.

Selain itu, Pemerintahan Presiden Joe Biden ini akan meminta untuk melatih para stafnya untuk mengidentifikasi pesan-pesan anti semitisme di platform online. Selain itu, juga membedakan antara pesan kritik ke Pemerintahan Israel dan kebencian terhadap kaum Yahudi.

Seruan “All Eyes for Rafah”

Mengutip dari Al Jazeera, pada hari Minggu malam waktu setempat, Israel menyerang satu-satunya tempat perlindungan terakhir bagi masyarakat Palestina, yaitu Rafah. Padahal, rekanan Israel, Amerika Serikat, mengingatkan bahwa bahwa serangan Israel ke Rafah merupakan garis merah yang tidak boleh mereka lewati.

BACA JUGA:   Besok, Aliansi Mahasiswa Indonesia Kembali Turun ke Jalan

Namun, Israel menghiraukan hal tersebut dan mereka meluncurkan tujuh bom yang berbobot 900 kg, serta misil-misil ke kamp pengungsian di sana. Al hasil, setidaknya 45 penduduk sipil harus meregangkan nyawanya akibat dari aksi bengis Pemerintah Israel. Bahkan, mereka tidak memberikan perintah untuk evakuasi sebelum serangan tersebut terjadi.

Menanggapi aksi ini, muncul seruan-seruan “All Eyes for Rafah” di media-media sosial. Mulai dari Instagram, TikTok, hingga X juga ramai dengan tagar tersebut.

Tagar tersebut bukanlah pesan anti semitisme di media-media sosial. Namun, ini merupakan pesan agar orang-orang memusatkan perhatiannya ke Rafah.

Sebelumnya, kota ini merupakan kota yang aman bagi para pengungsi dari kekejaman Israel. Sebanyak 1,4 juta masyarakat Palestina yang mengungsi dan berlindung di kota ini. Namun, Israel menebarkan rasa tidak aman di kawasan tersebut setelah mengirimkan bom-bom tersebut.

Artikel Terkait

Gunakan Opelet Si Doel, Pramono-Rano Tiba di KPUD Jakarta 

FTNews - Pasangan calon gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno...

Marak Gerakan Golput di Pilkada, Bagaimana Pandangan Hukumnya?

FT News – Gerakan untuk tidak memilih atau memilih...

Prabowo Subianto Dipercaya Bisa Bawa Indonesia Jadi Negara Maju

FT News - Mensos Saifullah Yusuf menyampaikan penilian terhadap...

9 Polisi Diperiksa Propam Terkait Penemuan 7 Jenazah di Kali Bekasi

FT News - Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda...

Viral Pendaki Gunung Rekam Detik-detik Dirinya Terperosot Saat Mendaki Gunung

FT News - Kegiatan mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan...