Biografi Muhsin Hendricks, Imam Masjid Gay yang Mati Ditembak dan Mengaku Keturunan Indonesia

Nasional

Minggu, 16 Februari 2025 | 17:10 WIB
Biografi Muhsin Hendricks, Imam Masjid Gay yang Mati Ditembak dan Mengaku Keturunan Indonesia
Muhsin Hendricks. (Instagram)

Seorang imam masjid gay di Afrika Selatan bernama Muhsin Hendricks ditembak mati oleh orang tak dikenal.

rb-1

Polisi mengatakan motif pembunuhan Hendricks, yang mengelola sebuah masjid untuk Muslim LGBTQ+ di dekat Cape Town, belum diketahui. Kemungkinan pembunuhan ini berhubungan dengan pengakuan dan kampanye orientasi seksual pribadinya.

Muhsin Hendricks, yang dianggap sebagai “imam gay pertama di dunia” ditembak mati di dekat kota Gqeberha bagian selatan.

Baca Juga: Muhsin Hendricks Imam Masjid Gay di Afsel Ditembak Mati Orang Tak Dikenal

rb-3

Lalu siapa sebenarnya Muhsin Hendricks?

Muhsin Hendricks. (Instagram)

Muhsin Hendricks lahir di Cape Town, South Africa pada tahun 1967. Ia lahir dalam keluarga muslim.

Hendricks dibesarkan dalam lingkungan keluarga muslim tradisional dan kakeknya adalah seorang ulama Islam.

Dalam sebuah wawancara, dia menyatakan bahwa "nenek moyangnya adalah campuran latar belakang Indonesia dan India. Mereka dibawa ke Cape Town sebagai tahanan politik dan budak oleh penjajah Belanda".

Kedatangan nenek moyangnya ke Afsel terjadi lebih dari 360 tahun yang lalu, yang merupakan awal mula kedatangan Islam di Cape Town.

Dia lahir di lingkungan Islam yang sangat ortodoks namun juga memiliki cita rasa tasawuf yang diakuinya bersumber dari Indonesia.

Muhsin Hendricks mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Studi Islam Pakistan. Dia berangkat ke Pakistan untuk belajar Islam ketika berusia 21 tahun.

Ia menikahi seorang wanita tahun 1991, memiliki 3 anak, kemudian bercerai pada tahun 1996, sebelum mengungkapkan orientasi seksual kepada keluarganya.

Hendricks pernah bekerja sebagai guru bahasa Arab dan perancang busana. Pada saat berusia 29 tahun ia mengungkapkan orientasi seksualnya kepada ibunya.

Hendricks yang terlibat dalam berbagai kelompok advokasi LGBTQ+ juga mengumumkan bahwa dirinya gay pada tahun 1996 kepada publik.

Dua tahun kemudian, ia mulai menyelenggarakan pertemuan di kota asalnya untuk Muslim LGBTQ+, yang memperlakukannya seperti imam komunitas mereka.

(Instagram)

Pada tahun 2011, Hendricks memperkuat perannya sebagai figur imam dengan mendirikan masjid setelah seorang teman mendengarkan khotbah lokal yang mengecam homoseksualitas.

Muhsin Hendricks mengelola sebuah masjid yang dimaksudkan sebagai tempat berlindung yang aman bagi kaum gay dan muslim terpinggirkan lain di daerahnya.

Masjid itu bernama Al-Ghurbaah yang dibangun di Wynberg dekat tempat kelahirannya, Cape Town.

Tag muhsin hendricks penembakan muhsin hendricks imam muchsin hendricks imam gay muhsin hendricks indonesia

Terkini