Teknologi

BRIN Garap Pengembangan AI untuk Pelestarian Bahasa Daerah

19 September 2025 | 00:05 WIB
BRIN Garap Pengembangan AI untuk Pelestarian Bahasa Daerah
Ilustrasi/sumber: BRIN

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN menekankan, riset kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) tidak hanya sebatas teknologi, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi.

rb-1

"Salah satu fokus riset yang tengah digarap PRSDI BRIN adalah pengembangan AI untuk pelestarian bahasa daerah," tegas Yuyun saat menerima kunjungan siswa-siswi SMK Negeri 1 Sanden, Yogyakarta, di Bandung, dilansir laman BRIN.

Lebih lanjut Yuyun mengungkapkan, terdapat kurang lebih 719 bahasa daerah di Indonesia yang saat ini terancam punah. Tidak menutup kemungkinan bahasa-bahasa daerah tersebut akan hilang dalam waktu dekat, jika generasi sekarang tidak lagi menguasainya.

Baca Juga: Regulasi Wajibkan Gedung Bertingkat Pasang <i>Water Mist</i> Digodok

rb-3

"Di PRSDI BRIN, kami sedang mengembangkan model subtitle video otomatis berbasis Large Language Model (LLM) agar bahasa daerah tetap hidup lestari dan bisa dipelajari lintas generasi,” ujar Yuyun.

Yuyun menjelaskan lebih rinci, tentang algoritma dan jaringan saraf tiruan (neural network) yang digunakan untuk melatih model bahasa, sehingga video dalam bahasa Indonesia dapat secara otomatis ditranskripsi dan diterjemahkan ke bahasa daerah, maupun sebaliknya.

AI Meniru Cara Berpikir Manusia

Baca Juga: Rawan Gempa, BRIN Petakan Sesar dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi

Menurut Yuyun, pada dasarnya AI meniru cara berpikir manusia. Sehingga algoritma adalah kunci dalam menyelesaikan masalah secara terstruktur. "Dengan memanfaatkan algoritma dan data bahasa daerah yang kami kumpulkan, kami bisa membangun sistem cerdas yang membantu pelestarian bahasa daerah," sambungnya.

Yuyun mencontohkan, di Papua terdapat bahasa yang kini hanya dikuasai oleh satu keluarga saja. Namun, dengan pemanfaatan teknologi AI, bahasa tersebut bisa direkam, ditranskripsi, lalu dibuatkan kamus digital agar tetap terjaga kelestariannya.

Selain itu, Yuyun juga memberikan ilustrasi bagaimana riset BRIN melahirkan model aplikasi subtitle generator otomatis. Dimana model ini mampu menerjemahkan kata benda, kata kerja, hingga percakapan sehari-hari ke dalam bentuk teks maupun audio, yang akan bermanfaat juga untuk dunia pendidikan dan dokumentasi bahasa.***

Tag BRIN