Buntut Program Xpose Uncensored, DPR Minta Izin Siar Trans7 Diaudit
 141020255.jpg)
DPR meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengevaluasi izin hak siar Trans7.
Hal ini buntut tayangan program Xpose Uncensored yang dinilai telah menghina Pondok Pesantren Lirboyo.
Baca Juga: Benarkah Prabowo Tiru Gaya Sukarno saat Jadi Presiden RI, Ini Penjelasan Rayahu Saraswati
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurizal saat membacakan kesimpulan pertemuan antara Komdigi, KPI, Trans7, dan Himpunan Alumni Santri Lirboyo di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
"DPR RI meminta kepada Kementerian Komdigi dan KPI untuk bersama-sama melakukan audit mengevaluasi izin hak siar dari Trans7, seperti sebagaimana yang disampaikan KPI," kata Cucun.
Cucun menambahkan, Komdigi, KPI, dan pemerintah akan memberikan sanksi tegas sesuai hasil audit tersebut.
Baca Juga: DPR Segera Bentuk Pansus Haji Sepulang dari Makkah dan Madinah
Ia pun mengapresiasi Langkah KPI yang telah menjantuhkan sanksi penghentian sementara program tayangan Xpose Uncensored Trans7.
"Bahkan bukan hanya penghentian sementara, sudah tidak ada lagi program itu," ujarnya.
Dirut Trans7 Minta Maaf
Dalam pertemuan itu, Dirut Trans7 Atiek Nur Wahyuni menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian jajarannya atas penayangan program Xpose Uncensored.
"Trans7 dengan segala kerendahan hati memohon maaf sebesar-besarnya atas kelalaian dalam penayangan Xpose Uncencored tanggal 13 Oktober 2025. Kami juga memohon maaf kepada segenap kiai dan keluarga, para pengasuh, santri, dan alumni santri Lirboyo, dan seluruh keluarga besar pondok pesantren di Indonesia," kata Atiek.
Atiek mengatakan Trans7 telah melayangkan permohonan maaf resmi secara terbuka dan telah menjatuhkan sanksi pemutusan kerja sama kepada rumah produksi yang memproduksi program Xpose Uncencored pada 14 Oktober 2025.
Sambangi Ponpes Lirboyo
Pada Rabu (15/10), perwakilan manajemen Trans7 pun sudah datang langsung ke Ponpes Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, setelah video viral yang dinilai membuat sakit hati para santri dan ulama.
Pengasuh Pesantren Lirboyo Kota Kediri KH Oing Abdul Muid mengatakan perwakilan Trans7 yang hadir ingin meminta maaf terkait video viral.
"Kami kedatangan tamu Bapak Andi Chairil (Direktur Program Trans7) ditemani Profesor Muhammad Nuh. Pertemuan ini adalah silaturahim. Dalam acara tadi, dari Trans Corp dan Trans7 menyampaikan klarifikasi," katanya.