Gen Z Mulai Tinggalkan Alkohol, Gaya Hidup Baru Anak Muda Dunia
Sebuah pergeseran budaya yang signifikan tengah terjadi dalam lanskap sosial global. Generasi Z, kelompok yang lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2010-an, menunjukkan kecenderungan untuk membatasi, bahkan meninggalkan, konsumsi alkohol.
Fenomena ini menandai perubahan gaya hidup yang cukup tajam dibandingkan dengan generasi Milenial dan Generasi X.
Data dari berbagai lembaga riset internasional memperkuat tren tersebut. Di Amerika Serikat, laporan TIME mencatat persentase peminum alkohol di kalangan dewasa muda berusia di bawah 35 tahun turun dari 72 persen pada awal 2000-an menjadi 62 persen pada awal 2020-an.
Baca Juga: Pramono Anung Punya Tanda Kehormatan Prestisius, Apa Jasanya?
Kondisi serupa juga terjadi di Inggris. Berdasarkan data British Medical Journal, satu dari empat anak muda berusia 16 hingga 24 tahun mengaku tidak mengonsumsi alkohol sama sekali dalam 12 bulan terakhir.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia yang lebih tua, mempertegas bahwa tren sober-curious, atau ketertarikan pada gaya hidup tanpa alkohol, kini semakin menguat.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Kesadaran Kesehatan dan Pola Sosial Digital
Setidaknya terdapat tiga faktor utama yang mendorong fenomena “puasa” alkohol di kalangan Gen Z. Pertama adalah meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan fisik dan mental.
Mengacu pada laporan Forbes, Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat menempatkan kesejahteraan diri sebagai prioritas utama. Alkohol dipandang sebagai faktor yang dapat mengganggu pola makan sehat, rutinitas olahraga, serta kualitas tidur.
Faktor kedua adalah perubahan norma sosial. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, cara Gen Z bersosialisasi mengalami transformasi signifikan.
Data dari Cybersecurity and Infrastructure Security Agency menunjukkan bahwa interaksi sosial tidak lagi terpusat pada bar atau kelab malam. Aktivitas seperti bermain gim daring, berolahraga bersama, atau berkumpul di kedai kopi tanpa alkohol kini dinilai lebih inklusif dan produktif.
Faktor ketiga berkaitan dengan tekanan ekonomi. Business Standard mencatat bahwa meningkatnya biaya hidup membuat harga minuman beralkohol di tempat hiburan menjadi pengeluaran yang sulit dibenarkan.
Banyak anak muda memilih mengalokasikan dana mereka untuk kebutuhan lain yang dinilai lebih penting.
Tak Lagi Gemar Minum Ini Alasan Gen Z Menjauhi Alkohol
Rekam Jejak Digital dan Dinamika Tren Konsumsi
Selain faktor kesehatan dan ekonomi, Gen Z juga dihadapkan pada risiko rekam jejak digital. Kesadaran akan dampak jangka panjang dari perilaku di ruang publik membuat mereka lebih berhati-hati.
Satu rekaman video saat mabuk yang tersebar di media sosial dinilai dapat merusak reputasi profesional dan sosial di masa depan.
Meski demikian, tren ini tidak bersifat statis. Laporan terbaru dari IWSR Bevtrac menunjukkan adanya sedikit peningkatan minat terhadap alkohol di kalangan Gen Z yang baru memasuki usia legal minum pada periode 2023 hingga 2025 di beberapa negara.
Hal tersebut menandakan bahwa meskipun konsumsi alkohol secara umum menurun, perilaku ini tetap dinamis dan dapat dipengaruhi oleh perubahan kondisi sosial dan ekonomi.
Namun, bagi sebagian besar Gen Z saat ini, gaya hidup tanpa alkohol bukan sekadar tren sesaat, melainkan cerminan identitas, kontrol diri, dan kesadaran hidup yang lebih tinggi.