Hari Ini Sertijab Pimpinan Baru KPK, Begini Profil dan Sepak Terjang Ketua Lembaga Antirasuah Itu Dari Masa ke Masa
Hukum

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menggelar prosesi serah terima jabatan (sertijab) pimpinan KPK yang baru dan yang lama pada Jumat (20/12/2024) pukul 14.00 WIB.
Juru Bicara (Jubir) KPK, Tessa Mahardhika mengatakan bahwa Pimpinan KPK yang baru Setyo Budiyanti dan jajarannya akan menjalani Sertijab di Gedung Merah Putih KPK.
“Tentunya masa kepemimpinan yang sekarang tinggal menunggu jam ya, bahwa besok (hari ini) kita juga akan mengikuti proses serah terima jabatan,” kata Tessa kepada awak media pada Kamis (19/12).
Baca Juga: KPK Cegah Dito Mahendra Bepergian ke Luar Negeri
Setyo Budianto ditetapkan sebagai Ketua KPK yang baru, periode 2024-2029. Dia resmi terpilih berdasarkan keputusan Komisi III DPR RI pada Rapat Pleno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (21/11/2024) silam.
Pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyidikan KPK ini meraih 45 dari 48 suara sebagai Ketua KPK.
Terdapat empat wakil yang akan mendampinginya, yaitu Johanis Tanak, Fitroh Rohcahyanto, Agus Joko Pramono dan Ibnu Basuki Widodo.
Baca Juga: KPK Telusuri Aset Eks Pejabat Pajak Angin Prayitno Tersangka Pencucian Uang
Mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) ini merupakan sosok yang amat berpengalaman pada lembaga antirasuah.
Sebelumnya, dia juga pernah Koordinator Supervisi Penindak (Korsupdak) di Kedeputian Penindakan KPK.
Dan berikut adalah daftar pimpinan KPK dari masa ke masa sejak lembaga ini diresmikan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarno Putri pada tahun 2002 silam:
1. Taufiequrachman Ruki (2003-2007)
Taufiequrachman Ruki merupakan sosok Ketua KPK yang pertama. Dia ditemani oleh empat wakil yang meliputi Erry Riana Hardjapamekas, Tumpak Hatorangan Panggabean, Amien Sunaryadi dan Sjahruddin Rasul.
Lahir di Rangkasbitung pada 18 Mei 1946, Taufiequrachman Ruki memiliki karier mentereng di kepolisian. Betapa tidak, dirinya adalah lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1971.
Berbagai tanggung jawab pernah diembannya semasa bertugas, yakni Kapolres Cianjur, Kapolres Tasikmalaya, hingga anggota DPR Fraksi TNI/Polri.
Taufiequrachman Ruki juga sempat balikan ke KPK dengan jabatan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua lembaga ini, tepatnya pada tahun 2015.
2. Antasari Azhar (2009-2010)
Masa jabatan Antasari Azhar amat singkat. Masa kepemimpinannya sebagai Ketua KPK juga terbilang kontroversial
Antasari Azhar tersandung kasus pidana pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Setelah dinyatakan terlibat, Antasari Azhar pun divonis 18 tahun penjara setelah setahun menjabat sebagai orang nomor satu di KPK.
Selama menjabat, pria kelahiran Pangkalpinang, 18 Maret 1953 ini turut ditemani para wakilnya, yang meliputi Bibit Samad Rianto, Chandra Hamzah, Mochamad Jasin dan Haryono Umar.
Sebelum bergabung ke KPK, Antasari Azhar pernah bertugas sebagai Kasi Penyidikan Korupsi Kejati Lampung (1992-1994) dan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (2000-2007).
3. Tumpak Hatorangan Panggabean (2009-2010)
Sosok yang ditunjuk menggantikan Antasari Azhar di tampuk kepemimpinan KPK adalah Tumpak Hatorangan Panggabean.
Tumpak Hatorangan Panggabean sebetulnya bukanlah wajah baru di KPK, sebab dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua pada tahun 2003 silam.
Tak heran jika Tumpak Hatorangan Panggabean yang lahir pada 29 Juli 1943 ini langsung dibebani kasus besar, yakni dugaan korupsi mantan Menteri Sosial (Mensos), Bachtiar Chamsyah.
Sebelumnya, Tumpak Hatorangan Panggabean pernah menjabat Kepala Kejati Sulawesi Tengah dan Komisaris PT POS Indonesia.
4. Busyro Muqoddas (2010-2011)
Busyro Muqoddas kemudian ditunjuk untuk menggantikan Tumpak Hatorangan Panggabean. Dia merupakan sosok yang kental dengan latar belakang hukum, dengan mengantongi gelar Sarjana Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) dan Magister Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pria yang lahir di Yogyakarta pada 17 Juli 1952 ini sebelumnya menjabat sebagai Ketua Komisi Yudisial (KY) periode 2005-2010.
Karakternya yang keras terhadap gaya hidup mewah pejabat membuat ekspektasi besar terbebani di bahunya.
Deretan kasus besar pun diminta untuk dia tangani, seperti Bank Century, Gayus Tambunan, Bibit-Chandra hingga kasus suap mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda Gultom.
5. Abraham Samad (2011-2015)
Busyro Muqoddas tidak lantas meninggalkan KPK usai masa jabatannya selesai. Dia lanjut menemani Abraham Samad sebagai Wakil Ketua pada periode 2011 hingga 2015.
Di bawah tangan dingin Abraham Samad, KPK berhasil menjaring ikan-ikan besar seperti Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum dalam kasus proyek Wisma Atlet Hambalang.
Pria kelahiran Makassar, 27 November 1966 ini bahkan mampu merangkap jabatan sebagai Anti-Corruption Committee di Sulawesi Selatan.
Namun sayang, Ketua KPK termuda ini mengakhiri masa jabatannya di KPK dengan tidak mengenakkan.
Abraham Samad digembosi masalah hukum akibat perseteruannya dengan pihak kepolisian terkait kasus sebelum dirinya bergabung ke KPK.
6. Agus Rahardjo (2015-2019)
Tak mau kalah, rekam jejak Agus Rahardjo, sebagai suksesor Abraham Samad, di tampuk kekuasaan KPK tak kalah mentereng.
Selama periode kepemimpinannya, KPK era Agus Rahardjo telah melakukan sebanyak 87 Operasi Tangkap Tangan (OTT).
Deretan kasus kelas kakap pun berhasil ditanganinya, mulai dari E-KTP, Proyek PLTU Riau, Badan Keamanan Laut (Bakamla) hingga pengadaan mesin pesawat Airbus di PT Garuda Indonesia.
Pria kelahiran Kepolrejo, 1 Agustus 1968 ini juga vokal menyuarakan perlawanan terhadap Revisi Undang-Undang (RUU) KPK pada tahun 2019 silam.
Agus Rahardjo juga meninggalkan warisan berupa Pusat Edukasi Anti Korupsi KPK atau Anti-Corruption Learning Center (ACLC) yang diresmikan pada 26 November 2018.
7. Firli Bahuri (2019-2023)
Rekam jejak Firli Bahuri sebagai Ketua KPK sangat abu-abu. Di satu sisi, Firli Bahuri telah banyak mengungkap kasus-kasus besar, namun dia juga dipandang kontroversial.
Firli Bahuri telah mengungkap kasus-kasus kelas kakap seperti kasus pengadaan bantuan sosial (Bansos) mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara, kasus suap ekspor benih lobster Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo hingga kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPR 2019-2024 Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Kasus terakhir yang disebut menjadi bumerang tersendiri bagi Firli Bahuri. Pasalnya, mantan Caleg PDI Perjuangan (PDIP), Harun Masiku, yang juga tersangka pada kasus itu, masih bebas berkeliaran hingga detik ini.
Firli Bahuri juga dihujani kritikan lantaran jumlah OTT KPK di era kepemimpinannya menurun drastis.
Selain itu, sejumlah perkara pada kurun 2011 hingga 2020 banyak yang dihentikan. Parahnya lagi, Firli Bahuri tersandung kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Hingga hari ini, kasus yang menimpa Firli Bahuri masih terus dinantikan kelanjutannya.
8. Nawawi Pomolango (2023-2024)
Presiden RI ke-7 Joko Widodo kemudian menunjuk Nawawi Pomolango untuk menggantikan Firli Bahuri di kursi Ketua KPK sementara pada tahun 2023.
Nawawi Pomolango juga bukan merupakan wajah baru, sebab dia pernah menjabat Wakil Ketua KPK sejak tahun 2019 silam.
Pria kelahiran Manado, 28 Februari 1962 ini merintis kariernya di Pengadilan Negeri Toasio Tidore di usianya yang menginjak 30 tahun. Dia juga pernah bekerja di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, PN Jakarta Selatan dan Pengadilan Tinggi Denpasar.