Internasional

Hujan Deras Ubah Kamp Pengungsian Gaza Palestina Jadi Kolam Air Berlumpur

26 November 2025 | 19:02 WIB
Hujan Deras Ubah Kamp Pengungsian Gaza Palestina Jadi Kolam Air Berlumpur
Hujan deras ubah kamp pengungsian Gaza jadi kolam air. [X]

Badai dahsyat disertai hujan lebat dan banjir kembali memperburuk penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza.

rb-1

Ratusan ribu pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat kini terancam kehilangan tempat berlindung setelah cuaca ekstrem merusak permukiman sementara mereka.

Baca Juga: Tragis di Gaza: Influencer Cilik Tewas Dibunuh Israel

rb-3

Organisasi-organisasi kemanusiaan menyebut sedikitnya 300.000 unit rumah mobil dan tenda tambahan dibutuhkan untuk menampung para pengungsi.

Selama lebih dari dua tahun konflik berkepanjangan, hampir seluruh dari dua juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka dan hidup di kamp-kamp pengungsian.

Cuaca Ekstrem Melanda Kamp Pengungsian

Baca Juga: Berbondong-Bondong Pengakuan Anggota PBB, Hal Itu Berarti Jadikan Palestina sebagai Negara?

Hujan deras membuat Jalur Gaza diterjang banjir. [X]Hujan deras membuat Jalur Gaza diterjang banjir. [X]

Dalam 24 jam terakhir, angin kencang dan hujan deras membuat banyak wilayah pengungsian berubah menjadi kolam air berlumpur. Suhu udara yang turun drastis semakin menyulitkan kondisi para pengungsi.

“Kami menyaksikan hujan lebat, angin kencang, dan penurunan suhu yang mengubah kamp-kamp pengungsian menjadi genangan air berlumpur yang sangat berbahaya,” kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera yang melaporkan langsung dari Kota Gaza.

Air hujan bahkan bercampur dengan air limbah di sejumlah lokasi, meningkatkan risiko penyakit bagi warga, khususnya anak-anak dan lansia.

Banyak keluarga terpaksa menimba air dari dalam tenda menggunakan ember seadanya dan menahan tenda dengan batu atau balok agar tidak roboh tertiup angin.

“Semua tenda hancur. Tenda kami hanya dari kain. Anak-anak kami hampir tenggelam. Kami tidak punya pakaian kering untuk dikenakan,” tutur Assmaa Fayad, seorang pengungsi Palestina.

Ribuan Tenda Rusak dan Terendam Air

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan bahwa setidaknya 13.000 tenda rusak akibat hujan deras dalam sepekan terakhir. Banyak lokasi pengungsian berdiri di area terbuka atau di atas puing-puing bangunan yang hancur, sehingga sangat rentan terhadap cuaca ekstrem.

Bangunan-bangunan yang masih berdiri pun mengalami kerusakan, seperti retakan di dinding dan atap yang bocor, membuat tempat itu tidak layak dijadikan perlindungan jangka panjang.

Bantuan Terbatas Meski Ada Gencatan Senjata

Meski telah diberlakukan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat sejak 10 Oktober, pengiriman bantuan ke Gaza belum berjalan sesuai kebutuhan.

Seharusnya, sekitar 600 truk bantuan memasuki Gaza setiap hari, namun Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat hanya sekitar 145 truk yang berhasil masuk per hari.

UNHCR menyebut ribuan pengungsi kini berjuang mencari tempat berlindung yang lebih aman untuk menghadapi musim dingin. Ketersediaan bahan bangunan darurat pun dilaporkan masih sangat terbatas.

Sementara itu, UNRWA menyatakan lebih dari 79.000 pengungsi kini tinggal di 85 tempat penampungan yang mereka kelola di seluruh Jalur Gaza.

Desakan Internasional Semakin Menguat

Gerakan Mujahidin Palestina mengecam keras minimnya bantuan yang masuk ke Gaza. Mereka menilai situasi ini merupakan dampak langsung dari kebijakan pengepungan yang menghambat masuknya kebutuhan dasar bagi warga sipil.

Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, juga menyebut bahwa berbagai upaya internasional sejauh ini belum mampu meredakan krisis akibat pembatasan yang masih diberlakukan.

Meski kondisi cuaca sempat cerah, kekhawatiran masih menyelimuti para pengungsi. Mereka takut badai dan hujan deras kembali datang pada malam hari, sementara tempat perlindungan mereka sudah nyaris tak tersisa.

Sumber: Aljazeera

Tag gaza palestina