Idulfitri di Tempat Lain Membawa Sukacita tapi di Gaza hanya Ada Kesedihan
Nasional

Belasan petugas Kesehatan di Gaza yang sempat dinyatakan hilang akibat serangan Israel pada hari pertama Idulfitri, akhirnya ditemukan.
Sebagaimana dikabarkan, serangan udara Israel menarget di antaranya tenda-tenda warga Palestina yang mengungsi pada Idulfitri. Mereka (Israel) membombardir saat warga Pelestina merayakan Idulfitri.
Dikutip dari Al Jazeera, para medis dan saksi mata melaporkan serangan udara Israel terus berlanjut di Khan Younis selatan dan bagian lain Gaza sepanjang hari Minggu (30/3/2025). Serangan di kota paling selatan Rafah menewaskan dan melukai anak-anak.
Baca Juga: Usai Gencatan Senjata dengan Iran, Israel Kembali Bantai Warga Palestina: 80 Orang Tewas dalam Sehari
“Dunia bersukacita di Idulfitri, sementara putra dan putri kita terbaring di kamar mayat. Berapa lama lagi tragedi ini akan berlanjut?” tanya Mohamed al-Qadi, yang kehilangan saudara perempuan dan keponakannya dalam serangan Israel dini hari Minggu di Khan Younis, dikutip dari Al Jazeera
Pengeboman dan serangan darat Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan pada puncaknya menyebabkan sekitar 90 persen penduduk mengungsi.
Dibombardir Israel, 22 Orang Tewas
Baca Juga: Jokowi: Indonesia Segera Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara
Sebagaimana diketahui, Israel tidak perduli Minggu (30/3/2025) merupakan Hari Raya Besar umat Islam, Idulfitri, terus saja membombardir Gaza yang rakyatnya tengah merayakan Lebaran pertama.
Israel menyerang Gaza dari Utara ke Selatan. Namun warga Gaza tak gentar. Meski di tengah hujanan bom, mereka tetap menggelar ied, di antara reruntuhan bom yang dilontar Israel.
Dikutip dari laporan Al Jazeera, setidaknya 22 orang, termasuk anak-anak dan wanita, tewas dalam pemboman Israel yang tak henti-hentinya pada hari pertama Idul Fitri, kata pejabat kesehatan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Hamas harus "meletakkan senjatanya", mengasingkan para pemimpinnya, dan menyerahkan keamanan di Gaza kepada Israel untuk mencapai "tahap akhir" gencatan senjata.
Kesedihan Masyarakat Gaza
"Ini adalah Idul Fitri yang menyedihkan," kata Adel al-Shaer setelah menghadiri salat di tengah puing-puing di pusat kota Deir al-Balah, dikutip dari Associated Press (AP).
"Kami kehilangan orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami." Tambahnya.
Dua puluh anggota keluarga besarnya telah terbunuh oleh serangan Israel, termasuk empat keponakan muda beberapa hari yang lalu, katanya dan mulai menangis.
Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dan melanjutkan perang selama 17 bulan awal bulan ini dengan pemboman mendadak yang menewaskan ratusan orang, setelah kelompok militan itu menolak menerima perubahan pada gencatan senjata yang dicapai pada bulan Januari. Israel tidak mengizinkan makanan, bahan bakar, atau bantuan kemanusiaan memasuki Gaza selama sebulan.
“Terjadi pembunuhan, pengungsian, kelaparan, dan pengepungan,” kata Saed al-Kourd, seorang jamaah. “Kami keluar untuk melakukan ritual Tuhan agar anak-anak senang, tetapi bagaimana dengan kegembiraan Idul Fitri? Tidak ada Idul Fitri.”
Sumber: Al Jazeera, Associated Press