Jepang Eksekusi Mati Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi 9 Orang di Apartemennya

Nasional

Jumat, 27 Juni 2025 | 21:14 WIB
Jepang Eksekusi Mati Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi 9 Orang di Apartemennya
Ilustrasi. (Pixabay @kalhh)

Kementerian Kehakiman Jepan menyatakan telah mengeksekusi seorang pria yang dihukum karena pembunuhan dan memutilasi sembilan orang di apartemennya di dekat Tokyo, Jumat, 27 Juni 2025.

rb-1

Takahiro Shiraishi, yang dikenal sebagai "Pembunuh Twitter," dijatuhi hukuman mati pada tahun 2020 atas pembunuhan sembilan korban pada tahun 2017, yang sebagian besar telah mengunggah pikiran untuk bunuh diri di media sosial. Ia juga dihukum karena melakukan pelecehan seksual terhadap korban perempuan.

Penangkapan Pelaku

Baca Juga: Akun Unboxing Japan Ultimatum Pekerja Indonesia di Jepang: Benahi Diri Tugasmu Hanya Kerja

rb-3

Ilustrasi. (Pixabay @qimono)Ilustrasi. (Pixabay @qimono)Polisi menangkap Takahiro Shiraishi akhir tahun itu setelah menemukan jasad delapan gadis remaja dan perempuan serta seorang pria dalam kotak penyimpanan es di apartemennya.

Para investigator mengatakan Shiraishi mendekati para korban melalui Twitter, menawarkan bantuan untuk mewujudkan keinginan bunuh diri mereka. Ia membunuh tiga gadis remaja dan lima wanita setelah memperkosa mereka. Ia juga membunuh pacar salah satu wanita untuk membungkamnya.

"Kasus ini menyebabkan dampak yang sangat serius dan menimbulkan gelombang kejut dan kegelisahan besar bagi masyarakat," kata Menteri Kehakiman Keisuke Suzuki mengatakan dalam konferensi pers darurat seperti dikutip Associated Press.

Baca Juga: Pengadilan Jepang Bebaskan Seorang Pria Setelah 40 Tahun Dipenjara karena Kesaksian Palsu

Ia mengatakan dirinya menandatangani eksekusi tersebut awal minggu ini, tetapi tidak menyaksikan hukuman gantung Shiraishi.

Eksekusi tersebut dilakukan saat seruan untuk menghapus hukuman mati atau meningkatkan transparansi di Jepang semakin meningkat setelah pembebasan terpidana mati terlama di dunia, Iwao Hakamada tahun lalu.

Suzuki membenarkan perlunya eksekusi di Jepang, dengan mencatat bahwa survei pemerintah baru-baru ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat masih mendukung hukuman mati, meskipun penentangan telah meningkat.

"Saya yakin tidak tepat untuk menghapus hukuman mati," kata Suzuki, seraya menambahkan ada kekhawatiran yang berkembang tentang kejahatan serius.

Takahiro Shiraishi Hukum Gantung

 Jepang. (Pixabay @geralt)Jepang. (Pixabay @geralt)Shiraishi digantung di Rumah Tahanan Tokyo secara rahasia tanpa ada yang diungkapkan sampai hukuman mati dilaksanakan.

Jepang sekarang memiliki 105 orang yang dijatuhi hukuman mati, termasuk 49 orang yang mengajukan permohonan pengadilan ulang, kata Suzuki.

Eksekusi dilakukan secara rahasia di Jepang, di mana para tahanan bahkan tidak diberi tahu tentang nasib mereka hingga pagi hari saat mereka digantung.

Sejak 2007, Jepang telah mulai mengungkapkan nama-nama mereka yang dieksekusi dan beberapa rincian kejahatan mereka, tetapi pengungkapannya masih terbatas.

Jepang dan AS adalah dua negara dalam Kelompok Tujuh negara industri terkemuka yang mempertahankan hukuman mati.

Tag jepang pengadilan jepang hukuman mati jepang

Terkini