Metropolitan

Kemenaker Sebut Pengangguran Usia Muda Capai 22,34 Persen, Minim Skill dan Keterampilan

Ari Kayvano
Sabtu, 21 Juni 2025 | 12:31 WIB
Kemenaker Sebut Pengangguran Usia Muda Capai 22,34 Persen, Minim Skill dan Keterampilan
Kepala Biro Humas Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Sunardi Manampiar Sinaga. [FT News]

Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mengungkap angka pengangguran usia muda di Indonesia masih menjadi persoalan.

rb-1

Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Sunardi Manampiar Sinaga dalam diskusi double check dengan tema 'Lapangan Kerja, UMKM & Kemandirian' yang digelar DPP Gempita di Jakarta, Sabtu 21 Juni 2025.

"Angkatan kerja kita ada 153,05 Juta, yang bukan angkatan kerja ada sekitar 63,74 juta yang bukan angkatan kerja ini (terdiri dari) sekolah, mengurus rumah tangga, pensiunan dan lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Dewan Ekonomi Nasional Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melampaui 5 Persen, Caranya?

rb-3

Status angkatan kerja ini, kata Sunardi, didominasi sektor informal termasuk di dalamnya setengah pengangguran 56,57 persen.

Pengangguran Nasional 4,76 Persen

Kepala Biro Humas Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Sunardi Manampiar Sinaga mengungkap persoalan tenaga kerja di Indonesia. [FT News]Kepala Biro Humas Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Sunardi Manampiar Sinaga mengungkap persoalan tenaga kerja di Indonesia. [FT News]

Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, Kemenaker Siapkan Platrofm Digital KarirHub dan Akun SIAPkerja

"Jadi pengangguran kita 4,76 persen. Dalam kondisi ini kami mungkin bisa menyampaikan apa tantangan tenaga kerja saat ini itu jumlah angkatan kerja kita yang besar itu mayoritas memiliki low skill dan bekerja di sektor informal," ucapnya.

Sunardi mengatakan angkatan kerja usia muda juga terbilang tinggi yakni mencapai 22,34 persen.

"Ini yang agak perlu banyak pembahasan terkait tingginya pengangguran pemuda dan mismatch keterampilan," ucapnya.

Sunardi menguraikan pengangguran usia muda 15-19 tahun mencapai 22,34 persen dan pengangguran usia muda 20-24 tahun mencapai 15,34 persen.

"Lebih dari 20 persen pemuda tidak sekolah, tidak bekerja, tidak pelatihan, mismatch sekitar 60 persen lulusan SMK bekerja tidak sesuai jurusannya," ucapnya.

"Ini sering kita bahas, lulusan pendidikan itu kenapa lembaga pendidikan tidak melihat demand pasar, ini perlu kita sampaikan ke Kementerian Pendidikan," ucapnya.

Minim Kualitas SDM dan Skill

diskusi double check dengan tema  'Lapangan Kerja, UMKM & Kemandirian' yang digelar DPP Gempita di Jakarta, Sabtu 21 Juni 2025. [FT News]diskusi double check dengan tema  'Lapangan Kerja, UMKM & Kemandirian' yang digelar DPP Gempita di Jakarta, Sabtu 21 Juni 2025. [FT News]

Lebih lanjut Sunardi menyampaikan kualitas SDM dan skill menjadi penyebab tingginya angka pengangguran usia muda.

"Kita tahu juga kualitas SDM dan skill kita masih rendah kita malah rata-rata di bawah ASEAN, ASEAN rata-rata di bawah 0,59 dan human capital index kita masih di 0,54," ucapnya.

"Keterampilan digital kita juga masih sangat rendah, kalau dibandingkan negara maju itu mencapai 50 sampai 60 persen, keterampilan digital masih 19 persen," tukasnya.

Tag Kemenaker Double check Gempita Pengangguran

Terkini