Makna Idulfitri Menurut Prof Quraish Shihab
Sosial Budaya
.jpg)
Umat Islam tengah bergembira merayakan har raya Idulfitri 1446 H atau Lebaran. Idulfitri umum dipahami sebagai hari kembali suci.
Fitri memiliki makna yang lebih luas, tidak hanya sekadar kesucian hati dan jiwa yang terbebas dari dosa, tetapi juga menjadi momentum untuk menjalankan ajaran agama dengan tulus dan sebenar-benarnya.
Itulah mengapa Idulfitri bukanlah milik mereka yang berfoya-foya dengan baju barunya, tetapi milik mereka yang imannya bertambah dan terus konsisten dalam kepatuhannya kepada Allah SWT, sebagaimana dalam ungkapan yang masyhur: "Laysa al-‘id liman labisal jadid, wa lakinna al-‘id liman tha‘atuhu tazid."
Baca Juga: Ridha Allah di Bulan Ramadan dan Cara Memperolehnya Menurut Prof Quraish Shihab
Ulama tanah air Prof M Quraish Shihab mengatakan, dari segi bahasa Id berarti kembali. Sementara Fitri bermakna banyak.
Antara lain Fitri bermakna, Allah melukiskan Fitr sebagai "agama yang benar". Maka berarti orang beridulfitri berarti kembali memeluk dan melaksanakan secara sempurna tuntunan-tuntunan agama yang benar.
"Agama itu adalah ketulusan. Ketulusan kepada Allah, ketulusan kepada kitab suci, ketulusan kepada sesama manusia, ketulusan kepada pemimpin, dan lain-lain sebagainya," kata Prof Quraish.
Baca Juga: Mulai 26 Februari, Tiket KA Lebaran Sudah Dapat Dipesan
Prof Quraish melanjutkan, Fitrah juga berarti "asal kejadian". Dengan beridulfitri, seseorang diharapkan memperoleh pengampunan ilahai dan dengan maaf-memaafkan dia terbebaskan dari dosa antarsesama manusia.
"Sehingga Idulfitri menjadikan dia kembali sebagaimana asal kejadiannya: Bebas dari dosa," katanya.
Ketiga, Fitrah berarti juga suci atau kembali kepada kesucian kita. Suci itu gabungan dari tiga hal: Indah, baik, dan benar.
"Orang yang beridulfitri selalu akan menampilkan keindahan, menampilkan kebaikan, dan menampilkan kebenaran. Mencari yang indah melahirkan seni, mencari yang baik melahirkan akhlak, mencari yang benar melahirkan ilmu sehingga yang beridulfitri menjadi ilmuwan, sekaligus budiman, sekaligus sastrawan. Itu (makna) kalau kita beidulfiti," kata Prof Quraish.