Ngeri!! Bocah 12 Tahun Ini Buta Akibat Terlalu Sering Mengkonsumsi Junk Food

Lifestyle

Senin, 16 Desember 2024 | 02:36 WIB
Ngeri!! Bocah 12 Tahun Ini Buta Akibat Terlalu Sering Mengkonsumsi Junk Food
Ilustrasi/Foto: Robin Stickel, pexels.com

Bahaya junk food rasanya sudah sering kita dengar. Bukannya tidak boleh. Kalau sesekali mengkonsumsi makanan jenis junk food tidak mengapa. Yang dimaksud berbahaya adalah jika kerap dikonsumsi apalagi dalam waktu yang lama.

rb-1

Mie instan, permen, minuman bersoda, keripik kentang, hamburger, pizza, ayam goreng, kentang goreng, dll, masuk dalam kategori junk food. Tetap boleh dikonsumsi asalkan tidak sering karena bisa memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan serius.

Kasus teranyar yang menghebohkan terkait junk food dialami remaja 12 tahun. Ia berasal dari Massachusetts secara tragis kehilangan penglihatannya akibat pola makan junk food yang miskin nutrisi yang menyebabkan saraf optiknya mengecil dan tidak ada harapan untuk pulih.

Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya

rb-3

Dikutip dari Oddity Central, New England Journal of Medicine baru-baru ini mendokumentasikan kasus seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang menderita autisme yang akhirnya menjadi buta karena pola makan junk food yang sebagian besar terdiri dari burger, kentang goreng, saus ranch, donat, dan sekotak jus manis.

Ilustrasi/Foto: cottonbro studio, pexels.com

Anak laki-laki itu telah didiagnosis dengan autisme dan menderita fobia ekstrem terhadap tekstur makanan tertentu, sehingga orangtuanya merasa mustahil untuk memasukkan nutrisi penting ke dalam pola makannya.

Awal tahun ini, anak laki-laki yang tidak disebutkan namanya itu mulai mengalami masalah penglihatan pada pagi dan sore hari. Tetapi penglihatannya cukup normal pada siang hari. Namun, penglihatannya mulai menurun dengan cepat, dan dalam waktu enam minggu ia hanya bisa bergerak jika orang tuanya membantunya melewati rintangan.

Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

Kemudian, suatu malam, ia terbangun sambil berteriak bahwa ia tidak bisa melihat.

Orang tua anak laki-laki itu membawanya ke rumah sakit untuk melakukan serangkaian pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan, anak ini kekurangan nutrisi yang penting untuk kesehatan saraf optiknya.

Sarafnya mengalami atrofi dan telah hilang sepenuhnya saat ia tiba di rumah sakit. Meskipun diberi suplemen, dokter khawatir kondisinya sudah sangat parah sehingga tidak ada yang bisa dilakukan untuk memulihkan penglihatannya.

“Sayangnya, atrofi optik pasien itu parah,” tulis para peneliti. “Tingkat kehilangan penglihatan yang parah ini tidak dapat dipulihkan karena sudah stadium lanjut. Jika ditemukan lebih awal, peluang untuk pemulihan pada penglihatannya terbuka.

Saat di rumah sakit, anak laki-laki itu menerima berbagai suplemen mulai dari vitamin A, C, D, dan K, serta kalsium, tiamin, zinc, dll. Ia juga mulai menjalani terapi makan selada dan keju di hamburgernya. Orang tuanya menambahkan suplemen bening ke dalam kotak jusnya. Tetapi ia menolaknya setelah beberapa saat. Sayangnya, tidak satu pun dari terobosan ini dapat membantu memulihkan penglihatan anak laki-laki tersebut.

Dokter di Rumah Sakit Anak Boston mengatakan bahwa anak laki-laki tersebut memiliki gangguan asupan makanan (ARFID). Gangguan makan semacam ini mempengaruhi sekitar setengah dari anak autis dalam berbagai tingkatan.

Ini adalah kasus yang ekstrem, tetapi jelas bukan kasus tunggal. Kasus serupa telah dilaporkan sebelumnya, di Inggris dan di Amerika Serikat.***

Tag Kesehatan Bahaya Junk Food

Terkini