Perang 12 Hari Iran vs Israel, Siapa yang Menang? Begini Menurut Pengamat Unpad
Politik

Iran dan Israel telah sepakat melakukan gencatan senjata pada, Selasa (24/6/2025), setelah terlibat perang selama 12 hari.
Gencatan senjata yang dilakukan kedua pihak setelah muncul desakan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan dibantu mediasi oleh Qatar.
Lantas siapakah pemenang perang Iran vs Israel? Akankah perang Iran vs Israel berlanjut?
Baca Juga: Bocor! Data Intelijen AS Ungkap Israel akan Serang Fasilitas Nuklir Iran
Terkait ini, pengamat Dina Sulaeman meyakini bahwa perang selama 12 hari antara Iran dan Israel dimenangkan oleh Iran, bukan Israel.
"Israel memang menang di awalnya," kata Dina dalam Webinar Perkembangan Konflik Israel-AS-Iran: Implikasi Global dan Respons Indonesia, Jakarta, Kamis (3/7/2025).
"Tapi, kalau bicara soal kemenangan strategis, kemenangan ideologis, saya pikir itu Iran yang menang," sambungnya.
Baca Juga: Iran Tangkap 700 Mata-Mata Israel, 3 Orang Dieksekusi Mati
Dosen hubungan internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) ini mengatakan serangan Israel terhadap Iran yang dimulai pada 13 Juni adalah upaya untuk menghilangkan ancaman.
Sebab, menurutnya, Iran mendukung kelompok-kelompok milisi yang melawan Israel akibat penindasan pasukan Zionis di kawasan Timur Tengah.
Sayangnya, Israel tidak memperkirakan kultur dan peradaban Iran. Sehingga dengan cepat melakukan serangan balasan setelah serangan Israel yang menewaskan sejumlah tokoh dan ilmuwan Iran.
"Bicara soal kultur, ketika ada yang meninggal, ada yang gugur tokoh-tokohnya, itu justru bukannya disembunyikan, malah diumumkan. Dengan cara itu justru dukungan rakyat malah termobilisasi," ungkapnya.
Serangan Balasan
Markas Mossad Israel hancur dibombardir Iran. [Instagram]Dukungan rakyat membuat Iran dengan cepat melakukan pergantian kekuasaan terhadap tokoh-tokoh yang meninggal dalam serangan Israel dan dengan cepat melakukan serangan balasan.
Dina mengutip pernyataan tokoh Iran Ali Larijani yang mengakui bahwa Iran memang terpukul akibat serangan pada 13 Juni.
Namun, rakyat Iran dengan cepat bangkit dan bersatu mendukung pemerintahannya sehingga Iran dengan cepat melakukan serangan balasan.
Dina melanjutkan, yang menarik dari pernyataan Larijani adalah bahwa kebangkitan itu berakar dari peradaban Iran yang ribuan tahun tidak tumbang hanya karena tokoh-tokohnya diserang.
Tolak Penindasan dan Imperialisme
Jenderal Iran yang gugur. [Ist]Selain dukungan rakyat, kemenangan Iran dalam perang dengan Israel juga didukung oleh arah kebijakan luar negerinya yang resisten terhadap hegemoni dan imperialisme Barat, khususnya Amerika Serikat.
Hal itu tercantum dalam undang-undang dasar Iran yang menolak segala bentuk penindasan, dominasi asing dan imperialisme.
"Kita tahu sejak awal Amerika itu diposisikan sebagai simbol utama dari imperialisme global yang harus ditolak. Sehingga kebijakan luar negeri Iran itu diarahkan untuk mencegah infiltrasi politik, budaya, dan ekonomi, serta penguasaan ekonomi oleh asing," paparnya.