Merek busana muslim Buttonscarves kini tengah menjadi perhatian publik, utamanya di media sosial, lantaran diduga terseret dengan kasus dugaan korupsi di PT Antam.
Dugaan keterlibatan merek Buttonscarves dalam korupsi PT Antam karena salah satu tersangka korupsi tersebut disebut-sebut orang tua dari pemilik Buttonscarves, yakni Linda Anggreaningsih atau Linda Angggrea.
Akibat adanya dugaan keterlibatan orang tua pemilik Buttonscarves di kasus korupsi PT Antam, di media sosial muncul seruan untuk memboikot produk pakaian muslim itu.
"Guysss...hindari produk ini yaaa, ternyata keluarga koruptor, kalian beli juga hanya memperkaya mereka," tulis akun X @chereadytoshine.
"Nama tersangka korupsi Antam mencuat ternyata salah satunya itu bapak dari owner brand hijab besar," sambung seorang netizen di media sosial X.
Di balik seruan boikot itu, publik juga penasaran dengan sosok pemilik Buttonscarves Linda Anggrea, berikut ulasannya.
Profil Linda Anggrea
Linda Anggrea merupakan kelahiran Desa Sanglar, kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Tak ada informasi jelas kapan tepatnya ia lahir. Namun beberapa sumber menyebutkan kalau Linda Anggrea lahir sekitar tahun 1992.
Linda menghabiskan masa kecil di kampung halamannya. Ia mengenyam Pendidikan mulai dari SD hingga SMP di Pekanbaru.
Ketika hendak lanjut ke bangku SMA, orang tua Linda mengirimnya ke Jakarta dan bersekolah di SMA Al Azhar Pondok Labu.
Lepas SMA, Linda melanjutkan Pendidikan tingginya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Saat menjalani magang di suatu perusahaan, Linda dipertemukan dengan pengacara perusahaannya yang kemudian menjadi suaminya.
Setelah lulus kuliah, Linda sempat bekerja di Bank Indonesia sebagai Research Fellow pada 2013.
Linda kemudian lanjut bekerja sebagai professional Pengembangan Bisnis di CT Corpora hanya beberapa bulan.
Setelah itu ia kembali ke Bank Indonesia sebagai Asisten Manajer untuk PCPM Program selama satu tahun.
Meski sudah merasa nyaman bekerja di Bank Indonesia, Linda kemudian memutuskan untuk keluar.
Ia mulai membangun bisnis hijabnya setelah pulang dari umroh. Lalu berdirilah Buttonscarves pada 2016.
Bisnis ini berawal dari keinginan Linda untuk menggunakan hijab yang nyaman untuknya, tapi juga modis sehingga bisa digunakan di acara-acara formal.
Awalnya Buttonscarves hanya menjual hijab dan dipasarkan secara daring. Karena peminatnya yang begitu besar, Linda kemudian memutuskan untuk membuka gerai toko
Kini Buttonscarves telah memiliki 40 toko yang tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia dan 2 toko di Malaysia.
Cara Linda mengembangkan bisnis, selain menggunakan teknologi yang sedang berkembang, ia juga kerap berkolaborasi dengan artis, desainer, dan brand hijab lain.
Seiring dengan berkembangnya usaha milik Linda ini, omzet Buttonscarves diperkirakan sudah mencapai triliunan rupiah.