Survei: Tiga Nama Potensi Capres 2029, Prabowo, Dedi Mulyadi dan Anies Baswedan

Survei Poltracking Indonesia yang pengambilan datanya dilakukan 3-10 Oktober 2025 bukan hanya mengukur kepuasan masyarakat satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tapi juga memotret potensi electoral 2029.
Berdasarkan peta elektoral terkini, ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda Rasyid, nama-nama potensial yang akan berkontestasi pada 2029 nanti, pada pengukuran calon presiden, dengan simulasi semi terbuka, Prabowo Subianto masih unggul dibanding nama-nama potensial lainnya,
Elektabilitas Prabowo mencapai 48.5 persen, diikuti oleh Dedi Mulyadi 15.7 persen dan Anies Baswedan 6.3%. Sedangkan nama-nama lainnya masih di bawah 5%.
Baca Juga: Bukan Purbaya, Ini Menteri Paling Moncer di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Erick Nomor 2
Capres 2029 berdasarkan survei: Prabowo, Dedi Mulyadi, Anies Baswedan
Sementara pada pengukuran nama-nama potensial menjadi calon wakil presiden, dengan simulasi semi terbuka, Gibran Rakabuming Raka masih unggul dengan elektabilitas 37.0 persen, diikuti Dedi Mulyadi 13.6 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono 6.1persen. Sedangkan nama-nama lainnya masih di bawah 5%.
Gerindra Kalahkan PDIP
Baca Juga: Kepuasan Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran 78,1 Persen, Tertinggi Bidang Pendidikan
Pada pengukuran partai politik, dengan simulasi surat suara, Partai Gerindra unggul dibanding partai politik lainnya dengan elektabilitas (24.1%), diikuti oleh PDI Perjuangan (15.7%), Partai Golkar (9.5%), PKB (8.4%), Partai NasDem (6.0%), PKS (5.6%), Partai Demokrat (5.4%), dan PAN (3.9%).
“Temuan survei di atas merupakan potret terbaru (Oktober 2025), tentu untuk penilaian dan persepsi publik terhadap kinerja pemerintah sangat bergantung pada berbagai kebijakan dan dampaknya bagi kehidupan ekonomi politik nasional,” ucap Hanta Yuda.
Kepuasan Pemerintahan Prabowo-Gibran 78,1 Persen
Sebelumnya, Hanta Yuda juga mengungkapkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka pada periode tahun pertama yakni 78,1 persen. Sedang tingkat kepercayaan publik mencapai 81,5 persen.
Prabowo Tiba di Tanah Air
Menurutnya, faktor yang menjelaskan penilaian tersebut dikarenakan karakter kepemimpinan dan program-program yang menyentuh langsung kepada publik. Di antara yang mengatakan puas terhadap kinerja Pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, 18.8 persen dikarenakan kepemimpinan tegas & berwibawa yang dijalankan oleh Prabowo – Gibran selama satu tahun pertama.
Selain itu, bantuan pemerintah yang tepat sasaran 12.3 persen dan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 10,4 persen.
Secara kuantitatif hal lain yang menjelaskan tingkat kepuasan tersebut adalah kepuasan public terhadap berbagai bidang di pemerintahan. Bidang Pendidikan 79.0 persen menjadi bidang tertinggi yang dinilai positif oleh publik, diikuti Bidang Kesehatan 76.6 kesehatan, Bidang Pertahanan dan Keamanan 75.5 persen dan Bidang Sosial Budaya 74.9 persen.
Hanta Yuda juga mengungkapkan berdasarkan survey terdapat tiga bidang terbawah yang harus menjadi perhatian Pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka untuk terus diperbaiki agar penilaian publik sejajar dengan bidang-bidang lainnya.
Yakni, Bidang Hukum dan Pemberantasan Korupsi 68.2 persen, Bidang Politik dan Stabilitas Nasional 65.7 persen dan Bidang Ekonomi 57.4 persen.
Sampel 1.220 Responden, Margin of Error +/- 2,9 Persen
Untuk diketahui, Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional pada awal Oktober 2025, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 3 – 10 Oktober 2025.
Sampel pada survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/-2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Klaster survei menjangkau 38 provinsi di seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi digital terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.