Terungkap! Kacab BRI Cempaka Putih Jadi Korban Penculikan Bermula dari Kartu Nama
Metropolitan
. [FTNews.co.id_Selvianus Kopong Basar] (4) 160920255.jpg)
Polisi mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BRI Cempaka Putih, Mohammad Ilham Pradipta, bermula dari sebuah kartu nama.
Hal itu disampaikan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers pada Selasa (16/9/2025).
Wira menjelaskan, kartu nama didapatkan oleh tersangka Dwi Hartono alias DH melalui sahabatnya.
Baca Juga: Kisah Pilu Kacab BRI Cempaka Putih Muhammad Ilham Pradipta, Yatim Piatu Ditinggal Orangtuanya karena Covid-19
Foto kolase Kacab BRI Cempaka Putih Muhammad Ilham Pradipta dan Dwi Hartono. [Instagram]Bermodalkan kartu nama itu, Dwi Hartono kemudian membentuk tim untuk melancarkan aksi pembuntutan terhadap korban, sebelum diculik di Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Kenapa Kacab ini dipilih? Karena berdasarkan keterangan dari saudara DH, dia juga minta kepada temannya kira-kira apakah ada kenalan Kacab bank, dan temannya hanya memberikan kartu nama sehingga dari situ dilakukan pembuntutan," ujar Wira.
"Ini dipilihnya secara random dan para tersangka ini punya kartu namanya saja awalnya jadi tidak ada yang kenal dengan korban," sambungnya.
Baca Juga: Rincian Angsuran KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 90 Juta, Cicilan Mulai dari Rp 65 Ribu per Hari
Pemindahan Dana Rekening Dormant
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim menambahkan, korban dipilih setelah upaya pelaku gagal dalam mencari kepala cabang bank yang bisa diajak bekerja sama untuk pemindahan dana rekening dormant.
"Sebelum adanya rencana penculikan terhadap korban ini, para pelaku dalam hal ini K alias C, mengajak DH untuk melakukan pencarian atau mencari kepala cabang beberapa bank yang bisa dibujuk untuk mau bekerja sama dengan mereka. Awalnya seperti itu,” beber Rahim.
Setelah satu bulan pencarian, lanjut Rahim, pelaku tidak menemukan kepala cabang bank yang mau diajak bekerja sama.
"Sehingga dalam proses pencarian kepala cabang tersebut, mereka mendapatkan dari orang-orang mereka di lapangan. Dari orang-orangnya si K ini di lapangan mendapatkan kartu nama tersebut," jelas Rahim.
"Sehingga pada saat si DH menyetujui untuk melakukan tindakan opsi satu yaitu melakukan penculikan terhadap korban kepala cabang, si K memberikan, ini ada kartu nama dari salah satu kepala cabang," imbuhnya menambahkan.
Rahim kemudian menjelaskan bahwa kartu nama itu lalu diserahkan kepada Dwi Hartono.
"Atas hal tersebut, kartu nama tersebut diserahkan kepada DH, dikirim kepada DH, kemudian DH melakukan pencarian. Awalnya melakukan pencarian terhadap rumah dari korban. Mereka tidak bisa menemukannya karena hanya yang diberikan adalah kartu nama, alamatnya tidak lengkap," ungkap Rahim.
"Sehingga mereka ke kantor korban. Kemudian dari tengah malam mereka sudah menunggu tim yang membuntuti sudah menunggu di depan kantor korban, kemudian selanjutnya diikuti," tambahnya.
Dipilih Secara Acak
Rahim memastikan bahwa korban penculikan berujung pembunuhan ini dipilih secara acak.
"Jadi demikian bahwa korban ini adalah acak, yang mana acaknya adalah berawal dari tadinya timnya K ini mencari kepala cabang yang bisa didekati. Namun tidak ada yang berhasil, tetapi sudah dapat datanya. Atas data tersebutlah yang diberikan kepada DH," pungkasnya.
Selain Dwi Hartono alias DH, 14 tersangka lainnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penculikan dan pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih Mohammad Ilham Pradipta.
Begitupun dengan 2 anggota TNI lainnya yakni Serka N dan Kopda FH yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Bahkan keduanya juga kini terancam dipecat dari anggota TNI.
Para tersangka itu dijerat dengan Pasal 328 KUHP dan/atau Pasal 333 Ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.