Trump Yakin Sandera Gaza Akan Segera Bebas, Perundingan Damai Dimulai di Mesir

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa para sandera yang masih ditahan di Gaza akan segera dibebaskan.
Optimisme itu muncul menjelang perundingan penting di Mesir antara mediator internasional, Hamas, dan Israel yang digelar secara tidak langsung.
Baca Juga: Pelatih Timnas Israel dan Asistennya Diserang di Athena: Bebaskan Palestina
Pertemuan ini menjadi sorotan dunia karena dianggap sebagai peluang besar untuk mengakhiri perang panjang yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa.
Hamas sebelumnya menyatakan kesediaannya untuk menerima sebagian dari rencana perdamaian 20 poin yang diajukan AS. Di antaranya, kesediaan untuk membebaskan sandera dan menyerahkan pemerintahan Gaza kepada teknokrat Palestina.
Namun, Hamas masih enggan menyentuh isu pelucutan senjata dan peran politiknya di masa depan.
Baca Juga: Seorang Pria Ditangkap Terkait Penembakan Loyalis Trump Charlie Kirk, Siapa Terduga Tersebut?
Trump mengklaim bahwa “semua pihak pada dasarnya telah sepakat,” meski ia mengakui masih akan ada penyesuaian kecil. Ia menyebut rencana ini sebagai “kesepakatan besar bagi Israel, dunia Arab, dan dunia Muslim.”
Serangan Israel Belum Reda, Meski Ada Seruan Gencatan Senjata
Trump
Meskipun Trump telah menyerukan penghentian pengeboman, serangan udara Israel terhadap Gaza belum menunjukkan tanda-tanda berhenti.
Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, menegaskan bahwa belum ada gencatan senjata resmi, meski beberapa serangan telah dihentikan.
“Pasukan diperintahkan membalas hanya untuk tujuan pertahanan,” ujarnya.
Laporan dari Gaza menyebutkan bahwa sejumlah bangunan tempat tinggal di Kota Gaza hancur akibat serangan udara dan tembakan tank semalaman. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan 65 kematian baru dalam 24 jam terakhir.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa penghentian pengeboman menjadi syarat mutlak untuk pembebasan sandera. “Anda tidak bisa membebaskan sandera di tengah pengeboman,” katanya kepada CBS News.
Negosiasi di Mesir: Peluang Terakhir Menuju Gencatan Senjata?
GAZA
Rencana perdamaian 20 poin yang diajukan AS mencakup penghentian total pertempuran dan pembebasan 48 sandera di mana hanya 20 yang diyakini masih hidup dengan imbalan ratusan tahanan Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berharap dapat mengumumkan pembebasan sandera “dalam beberapa hari mendatang.”
Delegasi dari Israel dan Hamas dijadwalkan tiba di Kairo untuk perundingan krusial ini, dengan kehadiran utusan AS Steve Witkoff, Jared Kushner, serta Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Langkah Hamas untuk tidak memasukkan “garis merah” tradisionalnya dinilai sebagai bentuk tekanan eksternal dari mediator seperti Qatar, Mesir, dan Turki. Meski demikian, keputusan itu juga menunjukkan terbatasnya daya tawar Hamas setelah dua tahun konflik.
Trump menegaskan bahwa jika Hamas bersikeras tetap berkuasa di Gaza, maka kelompok itu akan menghadapi “pemusnahan total.”
Harapan di Tengah Kegelapan Konflik
Sejak awal perang pada Oktober 2023, lebih dari 67.000 warga Gaza tewas akibat operasi militer Israel, sementara 1.200 orang terbunuh dalam serangan awal Hamas.
Akses jurnalis internasional yang terbatas membuat sulitnya verifikasi klaim dari kedua pihak.
Kini, dunia menanti dengan harap-harap cemas hasil perundingan di Mesir. Di tengah kehancuran dan penderitaan yang tiada henti, bahkan secercah kemajuan dalam negosiasi bisa menjadi titik terang bagi jutaan warga Gaza yang terperangkap dalam perang panjang ini.