Biodata dan Agama Greta Thunberg, Aktivis yang Ditangkap Militer Israel saat Misi ke Gaza

Greta Thunberg menjadi sorotan setelah ditangkap militer Israel dan videonya diunggah oleh Kementerian Luar Negeri Israel. Greta Thunberg merupakan salah satu aktivis yang tergabung dalam perjalanan kemanusiaan Global Sumud Frotilla ke Gaza, Palestina.

Greta Thunberg dan aktivis lain yang berlayar dalam beberapa kapal dan memasuki zona kuning, lalu ditangkap dan dibawa ke pelabuhan Israel. Penangkapan para aktivis yang akan menuju Gaza itu mendapat kecaman meluas dari dunia internasional.

Profil Greta Thunberg

Baca Juga: Rudal Iran Gempur Tel Aviv dan Haifa, Balas Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir

Aktivis Greta Thunberg (kedua kiri) ditangkap militer Israel. (x israelmfa)

Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg lahir di Stockholm, Swedia, 3 Januari 2003. Ia dikenal sebagai aktivis lingkungan Swedia yang bekerja mengampanyekan isu-isu terkait pemanasan global dan perubahan iklim.

Pada Agustus 2018, Greta Thunberg menjadi sorotan memulai pemogokan sekolah pertama bertujuan pada kepedulian terhadap iklim di luar gedung parlemen Swedia.

Baca Juga: Ini Wajah Mata-Mata Mossad yang Dieksekusi Iran

Pada November 2018, ia berbicara di TEDxStockholm, pada Desember 2018, ia berpidato di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pada Januari 2019 ia diundang untuk berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss .

Ibu Greta Thunberg adalah seorang penyanyi opera Swedia bernama Malena Ernman. Sementara ayahnya adalah aktor Svante Thunberg. Kakeknya Greta adalah aktor dan sutradara Olof Thunberg.

Tidak diketahui apa agama Greta Thunberg. Namun negara Swedia mayoritas penduduknya Kristen Lutheran, tetapi praktik keagamaan relatif rendah atau sekuler.

Aktivisme Meluas Greta Thunberg

Aktivis Greta Thunberg ditangkap militer Israel. (x israelmf)

Aktivisme Greta Thunberg terus mendapat perhatian internasional dan taktik protesnya menjadi semakin tegas setelah ia lulus dari sekolah menengah atas pada tahun 2023. Sebagai orang dewasa, protesnya mencakup demonstrasi damai dan tindakan pembangkangan sipil seperti menentang perintah hukum untuk membubarkan diri, yang menyebabkan penangkapan, hukuman, dan pembebasan.

Aktivisme Thunberg telah berkembang untuk mencakup tujuan lain, yakni mendukung konflik yang terjadi di seluruh dunia seperti di Ukraina, Palestina, Armenia, dan Sahara Barat dalam konflik masing-masing dengan Rusia, Israel, Azerbaijan, dan Maroko.

Ketenaran Thunberg di dunia membuatnya menjadi pemimpin ad hoc di komunitas aktivis iklim. Pengaruh Thunberg di panggung dunia telah digambarkan oleh The Guardian dan media lain sebagai "efek Greta" atau Greta Effect.

Greta Thunberg telah menerima penghargaan dan penghormatan, termasuk dalam 100 orang paling berpengaruh versi Time, dan dinobatkan sebagai Tokoh Time termuda tahun 2019, masuk dalam daftar Forbes 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia pada tahun 2019, dan masuk ke dalam nominasi untuk Hadiah Nobel Perdamaian.