Hampir Punah! Nama 'Ketut' dan 'Nyoman' Akan Diberikan Insentif
Lifestyle

Gubernur Bali, Wayan Koster menyebutkan bahwa dirinya khawatir dengan nama depan orang Bali, Nyoman dan Ketut yang diduga lambat laun akan punah dari Bali.
Hal ini disebabkan bahwa setiap tahun pertumbuhan penduduk Bali kian melambat. Dikutip dari balipost, Gubernur Koster mengatakan bahwa jumlah penduduk Bali pada tahun 2024 sebanyak 4,4, juta jiwa atau sekitar 1,6% dari penduduk Indonesia.
Di mana, pertumbuhan penduduk Bali per tahun sebesar 0,66% cenderung melambat dari tahun ke tahun, sehingga lebih rendah dari pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,04% per tahun.
Koster mengatakan bahwa kita (masyarakat Bali) harus menjaga nama Nyoman dan Ketut agar tak punah.
“Nama depan Nyoman dan Ketut hampir punah di Bali, harus kita jaga ini, kalau enggak Nyoman dan Ketut tinggal di Museum,” ucap Koster.
Dalam unggahan infopop juga menjelaskan bahwa saat ini Wayan Koster tengah memberikan insentif bagi anak keempat.
“Gubernur Bali, Watan Koster menyatakan bahwa pemerintah provinsi tengah merumuskan pemberian insentif bagi anak ketiga dan keempat. Adapun insentif kemungkinan tidak diberikan dalam bentuk uang, melainkan fasilitas kesehatan dan pendidikan,” unggah infipop.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah anak keempat mendapatkan kebutuhan pokoknya tanpa kesulitan.
Di Bali memiliki budaya khusus di dalam penamaan bayi, yakni diberikan sesuai dengan urutan kelahiran anak pertama hingga keempat.
Wayan untuk nama anak pertama yang berasal dari kata “wayah” yang artinya “tua”. Nama ini bisa diberikan kepada anak laki-laki maupun perempuan.
Putu adalah nama anak untuk anak pertama yang artinya “cucu”, Gede adalah nama untuk anak pertama yang artinya “besar”.
Sedangkan Ketut untuk anak keempat yang berasal dari kata “ketut” yang artinya “mengikuti” atau “membuntuti.
Jika ada sebuah keluarga memiliki anak lebih dari empat makan, penamaannya akan berulang. Misalnya, wayan berikutnya dapat disebut Wayan Balik, yang secara harfiah berarti “Wayan yang lain”.