Histori Banjir Bekasi: 200 Ribu Warga Mengungsi Akibat Luapan Citarum

Bekasi, sebuah wilayah yang awalnya didominasi oleh rawa-rawa, telah lama menghadapi masalah banjir sejak masa kolonial.
Seiring perkembangan dan urbanisasi, frekuensi serta dampak banjir di Bekasi semakin meningkat.
Berikut adalah tinjauan sejarah banjir di Bekasi dari masa ke masa:
Baca Juga: Penampakan Banjir Bekasi Hari Ini: Air Rendam Mobil, Rumah, Ratusan Warga Dievakuasi
1920-an hingga 1930-an: Awal Banjir Besar
Pada tahun 1920-an, Sungai Citarum ditanggulangi untuk mengurangi banjir.
Namun, upaya ini belum sepenuhnya efektif, terbukti dengan banjir besar yang terjadi pada tahun 1924, 1926, dan 1933. Luapan Sungai Citarum saat itu merendam rumah, jalan raya, dan rel kereta api di wilayah seperti Batavia, Bekasi, Tambun, Cibitung, Cikarang, Lemahabang, dan Kedunggedeh.
Baca Juga: Wali Kota Tri Adhianto: Kota Bekasi Hari Ini Lumpuh
1961: Banjir Bandang Pascakemerdekaan
Setelah kemerdekaan, banjir besar pertama di Bekasi terjadi pada tahun 1961. Banjir ini menyebabkan sekitar 200.000 warga Bekasi mengungsi, yang mungkin merupakan separuh dari jumlah penduduk saat itu.
Selain itu, banjir ini memicu penyebaran penyakit seperti malaria, terutama di wilayah Rawalumbu yang merupakan kawasan rawa.
2007: Banjir Besar di Era Modern
Pada tahun 2007, Bekasi kembali mengalami banjir besar yang menyebabkan ribuan rumah terendam dan memaksa banyak warga mengungsi. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan meluapnya sungai-sungai di sekitar Bekasi.
2016: Banjir Bandang yang Meluas
Banjir besar kembali melanda Bekasi pada tahun 2016. Banjir ini disebabkan oleh luapan Kali Bekasi yang tidak dapat dibendung, mengakibatkan ribuan rumah terendam dan aktivitas warga terganggu. Banyak yang menganggap banjir ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Bekasi.
2020: Banjir Terparah dalam Beberapa Dekade
Pada awal tahun 2020, Bekasi mengalami banjir yang disebut-sebut sebagai yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang ekstrem dan meluapnya sungai-sungai di sekitar Bekasi, merendam ribuan rumah dan infrastruktur penting lainnya.
4 Maret 2025: Banjir Terbaru dan Dampaknya
Pada 4 Maret 2025, Bekasi kembali dilanda banjir besar yang dianggap sebagai yang terparah setelah banjir tahun 2020. Banjir ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur sejak malam sebelumnya, ditambah dengan luapan air dari wilayah hulu Kali Bekasi di Bogor, serta kondisi air laut yang sedang pasang yang menghambat aliran air dari sungai ke laut.
Banjir tersebut merendam 20 titik di Kota Bekasi, dengan ketinggian air mencapai atap rumah di beberapa perumahan seperti Pondok Gede Permai (PGP), Villa Jatirasa, dan Villa Nusa Indah 2 di Jatiasih. Banyak warga terpaksa dievakuasi menggunakan perahu karet oleh tim penyelamat.
Selain itu, banjir juga menyebabkan kemacetan lalu lintas di berbagai ruas jalan utama dan mengganggu aktivitas ekonomi serta pendidikan di wilayah tersebut.
Sejarah banjir di Bekasi menunjukkan bahwa wilayah ini rentan terhadap bencana banjir. Faktor-faktor seperti perubahan penggunaan lahan, urbanisasi yang pesat, dan perubahan iklim berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi dan intensitas banjir. Oleh karena itu, diperlukan upaya terpadu antara pemerintah dan masyarakat untuk mengelola risiko banjir, termasuk perbaikan infrastruktur drainase, pengendalian tata ruang, dan peningkatan kesadaran serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir.