Kapal Induk AS Dekat Venezuela: Tekanan Trump Terhadap Maduro?
Ketegangan di kawasan Karibia kembali memanas setelah kapal induk terbesar milik Amerika Serikat (AS), USS Gerald R. Ford, tiba di perairan dekat Venezuela sejak 16 November 2025.
Kehadiran raksasa laut ini menjadi bagian dari operasi militer AS untuk memperkuat kampanye pemberantasan narkoba di wilayah tersebut.
Namun, langkah itu langsung memicu reaksi keras. Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, menuduh Washington sedang “menciptakan perang”, bahkan menyebut pengerahan armada itu sebagai bagian dari “perang abadi” yang ditanamkan Amerika di kawasan. Ia khawatir operasi ini justru akan memicu konflik militer baru dan membuat situasi kian tak stabil.
Baca Juga: Pemerintah Amerika Serikat Shutdown, Ekonom Sebut IHSG dan Rupiah Menguat
Di sisi lain, pemerintah AS bersikukuh bahwa pengiriman kapal induk beserta armada pendukungnya hanya bertujuan meningkatkan pengawasan dan menekan jaringan perdagangan narkotika.
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro. [X]
Akan tetapi, banyak yang menilai langkah ini sebagai sinyal kuat bahwa tekanan Washington terhadap rezim Maduro semakin meningkat.
Baca Juga: Trump Kandas, Nobel Perdamaian 2025 Diraih Maria Corina Machado Politisi Venezuela
Hubungan kedua negara sendiri sudah lama memburuk. Pemerintahan Trump tidak mengakui Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela dan bahkan menawarkan hadiah USD 50 juta bagi siapa pun yang dapat menangkapnya atas tuduhan terlibat dalam kartel narkoba.
Di tengah laporan bahwa Trump telah menggelar pertemuan dengan para petinggi militernya untuk membahas berbagai opsi terkait Venezuela, ia memberi isyarat bahwa sebuah keputusan sudah berada di mejanya.
“Saya tak bisa mengungkapnya sekarang, tetapi kami membuat banyak kemajuan dalam menghentikan aliran narkoba dari Venezuela,” katanya kepada wartawan di Air Force One.
Presiden AS Donald Trump. [Istimewa]
Meski sebelumnya Trump sempat kepada CBS News bahwa perang dengan Venezuela kecil kemungkinan terjadi, ia tetap meyakini bahwa masa kekuasaan Maduro “tinggal menghitung hari.”
Ketegangan tak berhenti di sana. Kehadiran militer AS juga meningkat di Trinidad dan Tobago, kepulauan yang berada tak jauh dari garis pantai Venezuela. Pasukan kedua negara dijadwalkan menggelar latihan bersama pada Minggu, yang merupakan latihan kedua dalam kurun kurang dari satu bulan.
Maduro mengecam keras latihan tersebut, menyebutnya sebagai langkah yang “tidak bertanggung jawab.”