Media Israel Sebut Istri Pemimpin Hamas Diselundupkan Lewat Terowongan ke Turki dan Menikah Lagi

Istri dari pemimpin kelompok pembebasan Palestina Hamas diselundupkan keluar dari Gaza dan menikah lagi di Turki. Israel menyebut pemimpin Hamas tersebut sebagai dalang 7 Oktober.

Samar Muhammad Abu Zamar, istri Yahya Sinwar, melarikan diri dari wilayah kantong tersebut menggunakan paspor palsu dan membawa sejumlah besar uang tunai, ungkap sumber di Gaza kepada Ynet, sebuah situs web berita Israel.

Banyak Diberitakan di Israel

Baca Juga: Iran Tinggalkan GPS Amerika, Beralih ke Sistem Satelit BeiDou Milik China

Potongan video istri pemimpin Hamas yang dirilis Israel. (telegraph.co.uk)Ia menikah lagi beberapa bulan setelah Sinwar, komandan militer Hamas, dibunuh oleh pasukan Israel pada Oktober 2024, lapor outlet berita tersebut seperti diikutip The Telegraph.

Sumber-sumber mengatakan pernikahan dan pemukimannya di Turki diatur oleh Fathi Hammad, seorang anggota biro politik Hamas yang telah dikaitkan dengan upaya penyembunyian anggota Hamas dan keluarga mereka.

Baca Juga: Fasilitas Nuklir Dibombardir dan Petinggi Militer Dibunuh, Picu Keretakan di Tubuh Petinggi Iran?

Pada tahun 2024, rekaman video dirilis yang menunjukkan Abu Zamar berjalan melalui terowongan Hamas, menggenggam sesuatu yang tampak seperti tas tangan desainer, beberapa jam sebelum serangan 7 Oktober.

Meskipun belum dikonfirmasi secara resmi, kisah ini telah banyak diberitakan di Israel.

Terowongan Bawah Tanah Hamas

Potongan video bagian atas terowongan bawah tanah Hamas yang dirilis Israel. (YouTube)Hamas, yang menganggap dirinya sebagai kekuatan utama perlawanan Palestina terhadap Israel, telah berulang kali dituduh mengambil kekuatan dari penderitaan warga Gaza yang tidak dapat meninggalkan wilayah tersebut.

Ynet melaporkan seorang pejabat keamanan Israel mengatakan bahwa Abu Zamar dan Najwa Sinwar, istri Mohammed Sinwar, yang mengambil alih komando Hamas setelah saudaranya terbunuh, meninggalkan Gaza melalui Rafah.

"Dia sudah tidak ada di sini lagi – dia menyeberangi perbatasan Rafah menggunakan paspor palsu," kata seorang sumber tentang Abu Zamar, yang mengatakan bahwa pelarian itu membutuhkan "koordinasi tingkat tinggi, dukungan logistik, dan sejumlah besar uang yang tidak dimiliki warga Gaza biasa".

Kedua perempuan tersebut diyakini telah melarikan diri melalui jaringan penyelundupan yang telah lama dimiliki Hamas.