Paus Leo XIV Nyatakan 'Influencer Tuhan' Carlo Acutis sebagai Santo Milenial Pertama
Nasional
 080920258.jpg)
Puluhan ribu orang berkumpul di Vatikan pada hari Minggu, 7 September 2025, ketika Paus Leo XIV memproklamasikan santo milenial pertama Gereja Katolik. Ia adalah seorang remaja Italia yang dijuluki "Influencer Tuhan" atas usahanya menyebarkan iman secara daring.
Carlo Acutis, yang lahir di London dan meninggal karena leukemia pada 2006 di usia 15 tahun, dikanonisasi dalam sebuah upacara khidmat di Lapangan Santo Petrus, dengan keluarganya hadir menyaksikan.
Inspirasi Anak Muda
Baca Juga: Paus Leo XIV Tampil dengan Topi White Sox-nya pada Audiensi Umum Mingguan
Paus Leo XIV saat penetapan santo milenial. (Instagram)
Banyak anak muda berada di antara kerumunan, yang menurut perkiraan Vatikan berjumlah sekitar 80.000 orang.
"Ia mampu memadukan kehidupan sehari-harinya — sekolah, sepak bola, dan kecintaannya pada teknologi informasi serta komputer — dengan iman yang tak tergoyahkan," kata Filippo Bellaviti, 17 tahun, seperti dikutip AFP.
Baca Juga: Paus Leo XIV Ulangi Seruan Damai dari Fransiskus: Perang Selalu Merupakan Kekalahan
Ia mengatakan suasananya "indah", seraya menambahkan: "Melihat orang-orang dari begitu banyak belahan dunia, terlihat kasih sayang kepada Carlo atas apa yang telah ia lakukan."
Mukjizat pertama yang dikaitkan dengan Acutis adalah kesembuhan seorang anak Brasil yang menderita kelainan langka pada pankreas.
Mukjizat kedua adalah pemulihan seorang mahasiswa asal Kosta Rika yang terluka parah dalam sebuah kecelakaan.
Dalam kedua kasus, kerabat mereka telah berdoa memohon bantuan dari remaja tersebut, yang dibeatifikasi pada 2020 oleh Paus Fransiskus.
Santo Pier Giorgio Frassati
Paus Leo XIV saat penetapan santo. (Instagram)
Pier Giorgio Frassati, seorang penggemar pendakian gunung asal Italia yang meninggal karena polio pada usia 24 tahun di tahun 1925, juga dinyatakan sebagai santo pada hari Minggu kemarin.
Kain bergambar kedua pemuda tersebut ditampilkan di fasad Basilika Santo Petrus.
"Santo Pier Giorgio Frassati dan Carlo Acutis adalah ajakan bagi kita semua, terutama kaum muda, untuk tidak menyia-nyiakan hidup kita, melainkan mengarahkannya ke atas dan menjadikannya sebuah mahakarya," kata Paus Leo dalam homilinya.
"Bahkan ketika penyakit menyerang mereka dan memendekkan usia muda mereka, hal itu tidak menghentikan mereka ataupun mencegah mereka untuk mengasihi, menyerahkan diri kepada Tuhan," ujarnya.
Frassati ditampilkan oleh Gereja sebagai teladan amal.
Seorang mahasiswa teknik yang menjadikan misinya untuk melayani kaum miskin dan sakit di kotanya, ia dibeatifikasi oleh Yohanes Paulus II pada 1990.
Vatikan mengakui mukjizat kedua yang diperlukan untuk menapaki jalan menuju kanonisasi pada 2024, dengan kesembuhan tak terjelaskan seorang pemuda Amerika yang dalam keadaan koma.