Paus Leo XIV Wanti-Wanti Pengembangan AI, Minta Pengembang dan Pengelola Kedepankan Etika

Nasional

Jumat, 11 Juli 2025 | 20:07 WIB
Paus Leo XIV Wanti-Wanti Pengembangan AI, Minta Pengembang dan Pengelola Kedepankan Etika
Paus Leo XIV. (Twitter @Pontifex)

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tidak bisa dihindari di tengah kemajuan teknologi dewasa ini. AI dibutuhkan manusia untuk meringankan segala macam kesulitan dalam kehidupan.

rb-1

Pemimpin umat Katolik dunia Paus Leo XIV menyoroti kehadira AI dan mendorong negara-negara untuk menetapkan kerangka kerja dan regulasi terkait AI agar dapat dikembangkan dan digunakan demi kebaikan bersama. Hal ini disampaikan Paus Leo dalam pesan yang dikirimkan pada 10 Juli kepada para peserta KTT AI untuk Kebaikan, yang berlangsung di Jenewa, Swiss, dari 8 hingga 11 Juli.

Pesan Paus Leo untuk Pengembangna AI

Baca Juga: Jangan Kecolongan, Ini Cara Deteksi Tulisan Dibuat AI atau Bukan

rb-3

AI. (Pixabay @DeltaWorks)AI. (Pixabay @DeltaWorks)

“Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mendorong Anda semua agar mencari kejelasan etika dan membangun tata kelola AI yang terkoordinasi secara lokal dan global, berdasarkan pengakuan bersama atas martabat dan kebebasan fundamental manusia”, demikian bunyi pesan yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Kardinal Pietro Parolin, seperti dikutip Vatican News.

KTT ini diselenggarakan oleh Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diselenggarakan bersama oleh pemerintah Swiss. Acara ini dihadiri oleh pemerintah, pemimpin teknologi, akademisi, dan pihak lain yang tertarik dan bekerja dengan AI.

Baca Juga: Paus Leo XIV Tampil dengan Topi White Sox-nya pada Audiensi Umum Mingguan

Di “era inovasi mendalam” ini, ketika banyak orang merenungkan “apa artinya menjadi manusia”, dunia “berada di persimpangan jalan, menghadapi potensi luar biasa yang dihasilkan oleh revolusi digital yang didorong oleh AI,” tegas Paus dalam pesannya.

AI Butuhkan Manajemen Etika dan Kerangka Regulasi

Paus Leo. (Twitter @pontifex)Paus Leo. (Twitter @pontifex)

“Seiring AI menjadi mampu beradaptasi secara otonom terhadap berbagai situasi dengan membuat pilihan algoritmik yang murni teknis, penting untuk mempertimbangkan implikasi antropologis dan etikanya, nilai-nilai yang dipertaruhkan, serta tugas dan kerangka regulasi yang diperlukan untuk menegakkan nilai-nilai tersebut,” tegas Paus dalam pesannya.

Paus Leo menekankan bahwa “tanggung jawab atas penggunaan sistem AI yang etis dimulai dari mereka yang mengembangkan, mengelola, dan mengawasinya”, tetapi para pengguna juga perlu berbagi misi ini. "AI membutuhkan manajemen etika dan kerangka regulasi yang tepat yang berpusat pada pribadi manusia, dan yang melampaui sekadar kriteria utilitas atau efisiensi,” tegas Paus.

Mengutip konsep Santo Agustinus tentang "ketenangan ketertiban", Paus Leo menekankan bahwa hal ini harus menjadi tujuan bersama dan dengan demikian AI harus memupuk "ketertiban hubungan sosial yang lebih manusiawi" dan "masyarakat yang damai dan adil dalam rangka pembangunan manusia yang integral dan kebaikan keluarga manusia".

Meskipun AI dapat mensimulasikan penalaran manusia dan melakukan tugas dengan cepat dan efisien atau mentransformasi bidang-bidang seperti "pendidikan, pekerjaan, seni, layanan kesehatan, pemerintahan, militer, dan komunikasi", "AI tidak dapat mereplikasi ketajaman moral atau kemampuan untuk membentuk hubungan yang sejati", Paus Leo memperingatkan.

Baginya, pengembangan teknologi ini harus berjalan seiring dengan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan sosial, kapasitas untuk menilai dengan hati nurani yang bersih, dan pertumbuhan tanggung jawab manusia.

Tag ai paus leo xiv paus leo ai

Terkini