Setelah Berbulan-bulan Bermasalah, Pelabuhan Baai Bengkulu Mulai Normal, Masyarakat Pulau Enggano Harap bisa segera Tuntas
Bengkulu

Akhirnya masalah yang berbulan-bulan tak kunjung selesai, bahkan sudah mulai mengemuka jelang Lebaran lalu, bisa terselesaikan. Tak heran, karena masalah pendangkalan perairan Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, menjadi sorotan DPR yang bahkan mengultimatum Pelindo harus menyelesaikan dalam tempo 3 hari.
Kini Pelabuhan Pulau Baai sudah mulai mulai pulih secara bertahap. Setidaknya, alur pelayaran meski secara terbatas.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan, kini Pemerintah fokus pada percepatan normalisasi untuk menjamin konektivitas logistik, khususnya ke Pulau Enggano, serta menjaga keselamatan pelayaran selama masa pemulihan.
Baca Juga: Pulau Enggano Terisolir Akibat Pendangkalan Pelabuhan, 4.300 Jiwa Terdampak Krisis
Percepat Normalisasi Pelayaran di Kawasan Pelabuhan Baai
“Kami berkomitmen mempercepat normalisasi pelayaran di kawasan Pelabuhan Baai demi kepentingan masyarakat dan dunia usaha di Bengkulu. Ini juga penting untuk menjaga konektivitas logistik ke Pulau Enggano,” ujar Menhub Dudy, dilansir InfoPublik, Senin (14/7/2025).
Sejak dibukanya alur pelayaran terbatas pada 8 Juli 2025, tercatat sebanyak 39 aktivitas kapal baik keluar maupun masuk ke Pelabuhan Baai hingga 13 Juli 2025. Dari total 17 kapal yang sebelumnya tertahan akibat gangguan alur, 12 kapal telah berhasil keluar.
“Ini menunjukkan bahwa proses pemulihan sudah berjalan. Kami terus memantau pergerakan kapal agar tetap sesuai SOP keselamatan pelayaran,” jelas Menhub.
Guna memastikan keamanan pelayaran, KSOP Kelas III Pulau Baai bersama Distrik Navigasi Teluk Bayur, PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, dan PT Rukindo melakukan survei hidrografi untuk memetakan kondisi kedalaman alur.
Kapal Pemandu Tetap Beroperasi hingga Pengerukan Tuntas
Sementara itu, kapal pemandu (pilot boat) tetap beroperasi untuk mendampingi navigasi kapal. Pemanduan ini akan berlangsung hingga pengerukan tuntas.
“Kami pastikan pemanduan kapal tetap berjalan dengan pengawasan ketat. Semua pihak harus mematuhi panduan dari petugas pemanduan,” tegas Menhub Dudy.
Pendangkalan akibat sedimentasi menjadi salah satu penyebab terganggunya akses pelayaran. Untuk itu, proses pengerukan laut terus dilakukan agar kapal besar bisa kembali masuk dengan optimal. Namun demikian, alur terbatas tetap dibuka, sehingga aktivitas pelayaran tidak terhenti.
Logistik Masyarakat Pulau Enggano
Kementerian Perhubungan kini mengonsentrasikan alur kapal untuk memenuhi kebutuhan logistik Pulau Enggano, termasuk sembako, ikan, dan BBM. Langkah ini diambil untuk mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga suplai kebutuhan pokok masyarakat di pulau terluar tersebut.
“Kami mendahulukan kapal-kapal logistik untuk Enggano. Ini bagian dari tugas negara dalam menjamin kesejahteraan daerah 3T,” tutur Menhub.
Menhub Dudy juga mengajak seluruh pelaku usaha pelayaran, nakhoda kapal, dan operator logistik untuk menjaga disiplin dalam mengikuti arahan dan protokol keselamatan.
“Normalisasi terus kami percepat. Tapi keselamatan adalah yang utama. Semua harus tertib demi keselamatan bersama,” pungkasnya.***