Siap-siap, Timsus Bentukan Menko PM Bakal Razia Pesantren Palsu: Terutama di Jabar
Hukum

Tim khusus (Timsus) bentukan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) telah dibentuk.
Timsus ini nantinya akan merazia pesantren-pesantren ilegal atau pesantren palsu, terutama di Jawa Barat.
“Banyak pesantren palsu, dan terbanyak di Jawa Barat. Saya akan razia itu sebentar lagi,” ungkap Menko PM Muhaimin Iskandar alias Cak Imin usai menghadiri acara International Conference on The Transformation of Pesantren, di kawasan Tanah Abang, Jakarta, kemarin malam.
Baca Juga: Cegah LGBT, Pemkot Depok Kuatkan Fungsi dan Ketahanan Keluarga
Rusak Citra 39 Ribu Pesantren di Indonesia
Ilustrasi Psantren. [Instagram]
Ia menjelaskan razia akan dilakukan terutama terhadap pesantren ilegal yang membuat sejumlah berita negatif, sehingga berdampak merusak citra atau nama baik sekitar 39 ribu pesantren di Indonesia saat ini.
Baca Juga: Berapa Dana PIP yang Seharusnya Diterima Peserta Didik? Viral Usai Siswa Mengadu ke Dedi Mulyadi
Ia juga mengatakan bahwa razia akan dilakukan timsus terhadap pesantren yang praktik pengelolaannya dinilai eksploitatif.
“Saya dan teman-teman akan melakukan penyadaran, razia untuk mengingatkan karena kita tidak boleh diam melihat terjadinya penyelewengan,” katanya.
Ia menegaskan, “Saya kan menteri ya, dan tentu menggunakan kewenangan saya agar pesantren yang tidak tertib, kami tertibkan.”
Ajak Pemangku Kepentingan Cegah Tumbuhnya Pesantren Ilegal
Menko PM Muhaimin Iskandar berharap pemangku kepentingan lain turut berupaya untuk mencegah tumbuhnya pesantren ilegal di tanah air. [Instagram]
Walaupun demikian, dia berharap pemangku kepentingan lain turut berupaya untuk mencegah tumbuhnya pesantren ilegal di tanah air.
“Jadi, saya berharap Kementerian Agama, pemerintah daerah, di-back up oleh aparat untuk benar-benar meregistrasi, melakukan review atau peninjauan ulang, dan mendeteksi pesantren palsu yang tumbuh di mana-mana yang mengeksploitasi kemiskinan untuk kepentingan beberapa orang mengatasnamakan pesantren,” katanya.