Sistem Bansos Terbaru: Siapa pun Warga Butuh Bansos Bisa Daftar Sendiri Secara Digital
Nasional

Niat pemerintah melakukan perombakan besar-besaran pada penyaluran bantuan sosial (bansos) tengah berjalan. Yakni, kini mereka yang membutuhkan bansos bisa langsung mengurus sendiri atau mendaftar sendiri secara digital. Tidak lagi berdasarkan pilihan pengurus RT, RW atau pun kelurahan yang kerap dianggap tidak adil.
Salah satu targetnya, bansos tepat sasaran. Karena selama ini ditengarai bansos tidak tepat sasaran. Mereka yang benar-benar membutuhkannya justru tidak dapat, sementara orang yang tidak masuk kriteria penerima bansos justru dapat.
Bahkan dalam data sebelumnya, pernah terjadi ASN maupun karyawan BUMN terdaftar sebagai penerima bansos. Data tersebut, konon, sudah dihapus. Tapi apakah mereka yang tak berhak terima bansos harus mengembalikan uang yang diterimanya, sampai sekarang tidak terdengar kabar itu.
Uji coba Bansos Digital dimana masyarakat bisa mendaftarkan diri sebagai penerima bansos kini sedang berjalan di Banyuwangi, Jawa Timur. Adanya sistem baru ini, tidak lagi menunggu data turun dari pusat, sebaliknya memberi masyarakat diberi kesempatan daftar sendiri.
Bansos Digital Jawab Dua Persoalan, Sasaran Penerima dan Lambatnya Distribusi
Ilustrasi bansos PKH/Foto: Istimewa
Asisten Deputi Keterpaduan Layanan Digital Nasional Kedeputian Bidang Transformasi Digital Pemerintah KemenPAN-RB, Adi Nugroho, menjelaskan bahwa digitalisasi bantuan sosial diarahkan untuk menjawab dua persoalan mendasar: salah sasaran penerima dan lambatnya proses distribusi.
“Presiden menekankan bahwa dengan teknologi digital, subsidi bisa lebih tepat sasaran, bahkan bisa mengurangi potensi korupsi secara signifikan,” ujar Adi
Warga Daftar Lewat Ponsel, akan Diverifikasi
bansos daftar sendiri
Uji coba di Banyuwangi dirancang agar inklusif. Warga bisa mendaftar sendiri melalui ponsel pintar, atau dibantu oleh agen pendamping PKH di tingkat desa bagi mereka yang tidak memiliki perangkat digital.
“Digitalisasi jangan dipahami sebagai penghalang. Prinsipnya no one left behind. Masyarakat tanpa gawai, lansia, atau penyandang disabilitas tetap bisa mengajukan bantuan dengan mekanisme yang disiapkan pemerintah,” tegas Adi.
Melalui registrasi mandiri, data setiap pendaftar akan diverifikasi silang dengan basis data kependudukan dan catatan administratif lain. Hal ini diyakini dapat mempersempit ruang manipulasi, sekaligus memberi kepastian kepada masyarakat tentang alasan ia menerima atau tidak menerima bansos.
“Bayangkan, setiap warga yang merasa butuh bisa langsung mengetuk pintu negara. Tidak perlu lewat banyak perantara,” ujarnya.
Daftar di Portal Perlinsos, Cukup Masukkan NIK dan Data serta Foto
Prosesnya dilakukan lewat portal perlinsos. Warga cukup mendaftar dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), foto wajah untuk face recognition, dan data dasar lainnya.
Inilah yang sedang diujicoba di Banyuwangi. Jika semuanya berjalan lancar maka cara tersebut akan diterapkan di seluruh Indonesia.
Principal Govtech Expert DEN, Rahmat Danu Andika, menjelaskan bahwa mekanisme baru ini membuka kesempatan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan untuk mendaftar secara langsung, tanpa melalui perantara. Data mereka kemudian akan diverifikasi menggunakan basis data kependudukan, rekening, hingga biometrik.
“Siapapun yang merasa membutuhkan bisa datang mendaftar. Nanti datanya akan kita cek dengan berbagai sumber. Harapannya, mereka yang sebenarnya mampu akan enggan mendaftar, sementara keluarga yang selama ini tidak pernah tersentuh bantuan bisa ikut terdata,” ujarnya.***