Biodata dan Agama Hoho Alkaf, Kades di Banjarnegara yang Tubuhnya Dipenuhi Tato dan Ditindik

Kepala Desa (Kades) Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah Hoho Alkaf kerap menjadi perhatian publik terutama di media sosial. Belakangan ia mengkritisi kebijakan pemerintah pusat terkait Koperasi Desa Merah Putih.

Menurut Hoho Alkaf, koperasi tersebut bakal kacau tak tak akan bertahan lama kalau menyediakan layana simpan pinjam. Hal itu karena semakin lama peminjam yang menunggak akan semakin banyak dan menjadi beban koperasi.

Hoho Alkaf merupakan kades yang sangat populer di Jawa Tengah. Hal itu karena penampilan nyentriknya yang tak biasa yaitu memiliki tato di sekujur tubuh dan ditindik di kedua belah telinganya.

Profil Hoho Alkaf

Hoho Alkaf dan istrinya. (Instagram)

Hoho Alkaf bernama kecil Welas Yuni Nugroho. Ia lahir di Banjarnegara tahun 1988. Hoho Alkaf menjabat sebagai Kades Purwasaba sejak 2019 lalu.

Ia merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Ayahnya adalah almarhum H Siswoyo Siswoharsono dan ibunya almarhumah Hj Sri Hartati.

Hoho Alkaf telah menikah dengan Erna Widiastuti. Saat ini keduanya telah dikaruniai seorang putri.

Sebelum menjadi kepala desa, Hoho Alkaf merupakan seorang pengusaha yang meneruskan usaha orang tuanya di bidang jasa konstruksi. Ia kerap menggarap proyek pembangunan infrastruktur dan juga menyewakan alat berat.

Hoho Alkaf merupakan lulusan perguruan tinggi dari Universitas Sultan Agung (Unisula) Semarang, Jawa tengah. Ia juga melanjutkan ke jenjang S2 dan mendapat gelar Master Hukum.

Hoho Alkaf merupakan seorang penganut Islam. Di media sosialnya ia juga menyematkan awalan nama "H" yang biasa digunakan orang Indonesia untuk menyebut Haji atau orang yang sudah berhaji ke Tanah Suci Mekah.

Hoho Alkaf juga aktif di media sosial dengan @hoho_alkaff di Instagram. Ia memilik lebih dari 700 ribu followers.

Masa Lalu yang Kelam

Hoho Alkaf. (Instagram)

Hoho Alkaf memiliki tato di sekujur tubuh dari badan hingga pergelangan tangah. Tato-tato itu kerap ia pamerkan dengan membuka baju terutama di media sosialnya.

Tato yang ada di tubuh Alkaf merupakan gambaran dari masa lalunya yang kelam. Ia mengaku pertama kali membuat tato ketika duduk di bangku sekolah.

Sebagai remaja, ia mengaku juga pernah melakukan kenakalan, seperti menindik telinga, tawuran dan mabuk-mabukan.

Ia mengaku, perilaku negatif itu dilakukan karena dirinya terpengaruh dengan tontonan. Alkaf mengatakan senang sekali dengan film bertema gangster.

Namun seiring berjalannya waktu, ia mulai memperbaiki kualitas hidupnya. Pelan-pelan ia berubah jadi lebih baik. Salah satu titik balik kehidupannya adalah setelah ia menikah dan memiliki seorang anak.

Setelah itu kedua orang tuanya meninggal dunia. Ini membuat tanggung jawab Alkaf terhadap hidupnya makin besar.