Hati-Hati! Minuman 'Sugar Free' Ternyata Bisa Bikin Otak Cepat Menua
Lifestyle
 060920251.jpg)
Banyak orang ingin tetap menikmati rasa manis tanpa takut berat badan melonjak. Di sinilah pemanis buatan hadir sebagai “pahlawan” dengan klaim rendah kalori.
Zat sintetik atau turunan alami ini kini mudah ditemui dalam produk sehari-hari mulai dari yogurt rendah lemak, minuman beraroma, soda diet, hingga dessert rendah kalori.
Namun, benarkah pemanis buatan benar-benar aman untuk tubuh?
Baca Juga: Bolehkah Anak Sahur dan Buka Puasa dengan Makanan Manis, Ini Saran Dokter?
Studi Neurology Ungkap Risiko Tersembunyi
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neurology justru mengungkap hal mengejutkan. Konsumsi pemanis buatan ternyata dikaitkan dengan percepatan penuaan fungsi kognitif. Dengan kata lain, otak bisa menua lebih cepat hanya karena terlalu sering mengonsumsi “gula palsu” ini.
Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 12.700 orang dewasa yang dipantau selama delapan tahun. Para peneliti meneliti pola konsumsi berbagai jenis pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, asesulfam-K, eritritol, xilitol, sorbitol, hingga tagatosa.
Baca Juga: Temuan Gula Berlebihan pada Susu Ancam Tumbuh Kembang Anak
Hasilnya: mereka yang paling banyak mengonsumsi pemanis buatan setara dengan satu kaleng soda diet per hari mengalami penurunan kognitif 62 persen lebih cepat, atau otaknya menua sekitar 1,6 tahun lebih dini dibandingkan seharusnya.
Rendah Kalori Bukan Jaminan Sehat
Ilustrasi gula (Pexels)
Temuan ini menegaskan bahwa “bebas kalori” tidak selalu berarti bebas risiko. Klaim “zero sugar” atau “sugar free” sering kali membuat konsumen merasa aman, padahal ada potensi bahaya lain yang tersembunyi.
Label sehat di kemasan bisa menipu, sementara apa yang masuk ke tubuh kita hari ini sangat menentukan kualitas hidup di masa depan.
Bijak Mengatur Asupan Manis
Ilustrasi gula (Pexels)
Agar tidak terjebak, biasakan membaca label nutrisi dengan teliti. Daripada bergantung pada rasa manis buatan, lebih baik beralih ke sumber alami seperti buah-buahan utuh yang tidak hanya memberi rasa manis, tapi juga serat serta nutrisi penting.
Pola makan alami dan seimbang tetap menjadi pilihan terbaik. Batasi konsumsi makanan olahan, hindari ketergantungan pada minuman berpemanis buatan, dan perbanyak air putih. Dengan kesadaran penuh terhadap apa yang kita konsumsi, kita bisa menjaga kesehatan otak sekaligus tubuh dalam jangka panjang.